Bisnis.com, JAKARTA - BPPT mendorong pabrikan mi instan berbahan sagu di sejumlah daerah untuk meningkatkan produksi, seiring dengan peluang pasar yang makin terbuka.
Sagu memiliki potensi cukup besar menjadi sumber pangan selain beras. Luasan sagu dunia saat ini 6,5 juta ha dengan 5,43 juta ha atau 83,4% ada di Indonesia. Sementara itu, World Instant Noodles Association (WINA) 2019, konsumsi mi instan di Indonesia mencapai 12,6 miliar bungkus atau nomor dua setelah China.
Saat ini mi instan yang beredar sebagian besar terbuat dari terigu yang merupakan produk impor dan menjadi tantangan besar guna menghadirkan alternatif mi instan dengan bahan lokal Indonesia.
"BPPT menjawab tantangan tersebut dengan mengembangkan teknologi produksi mi sagu instan melalui Program Teknologi Industri Pengolahan Pangan," BPPT dalam pernyataan pers, Selasa (9/2/2021).
Oleh karena itu, BPPT bekerjasama dengan Pemda Sorong Selatan-Papua Barat guna merumuskan Master Plan Pengembangan Sagu, Pembuatan Peta Sebaran dan Potensi Sagu dengan citra satelit GeoEye-1 serta merumuskan harga tual sagu yang saat ini dimanfaatkan oleh PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ) guna meningkatan nilai tambah sagu baik dari aspek kebijakan maupun teknologi.
Selain itu, BPPT juga melakukan rancang bangun alat ekstruder untuk mengolah sagu menjadi produk pangan agar memiliki nilai tambah lebih tinggi seperti mi sagu dan beras sagu.
Baca Juga
Guna memproduksi secara masal alat ekstruder tersebut, BPPT bekerjasama dengan PT Barata Indonesia dan telah dimanfaatkan oleh industri kecil dan menengah di berbagai daerah antara lain di Payakumbuh-Sumatra Barat, Muara Enim-Sumatera Selatan, Pontianak-Kalimantan Barat, Sangihe-Sulawesi Utara, Dompu-NTB, Kupang-NTT, Sorong Selatan-Papua Barat. Selain itu, juga telah diproduksi secara komersial oleh PT Mitra Aneka Solusi.
Produk mi sagu instan juga telah diluncurkan di acara Pekan Sagu Nusantara 2020 pada 20 Oktober 2020 yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Ini merupakan salah satu sumbangsih BPPT dalam mengangkat potensi lokal ke tingkat dunia. Selanjutnya, sebagai langkah hilirisasi produk inovasi teknologi, BPPT bekerjasama dengan Perum Bulog yang dikenal sebagai lembaga dalam mengawal ketahanan pangan Indonesia.
Peningkatan Produksi
Pada 2019, BPPT bermitra dengan PT Langit Bumi Lestari (PT LBL) yang merupakan anak perusahaan dari PT Bangka Asindo Agri (PT BAA), produsen tapioka dan sagu di Bangka. Kemitraan tersebut tertuang dalam PKS tentang Pengembangan Teknologi Produksi Mi Instan Sagu.
Kemudian, pada 18 Februari 2020 dilakukan penandatanganan PKS antara BPPT-Pusyantek dan PT LBL tentang Produksi dan Komersialisasi Mi Instan Sagu. Commisioning dan uji coba produksi di lokasi mitra PT LBL di Sungailiat, Bangka, Provinsi Bangka Belitung pada Juni 2020 dengan kapasitas mesin produksi sekitar 210 kg/jam atau setara dengan 3000 keping mi (@70gr).
Selanjutnya penandatanganan MoU antara BPPT, Bulog dan PT BAA untuk memperkuat ketahanan pangan dengan tema Pengembangan dan Penerapan Teknologi untuk Pengelolaan Pangan Lokal dan Model Klaster Pangan Mandiri, serta peluncuran Sago Mee dalam acara Pekan Sagu Nusantara yang diselenggarakan Kementrian Perekonomian 20 Oktober 2020.