Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Kekuatan Pasar Sebagian Produk Ekspor RI Masih Rendah

Dari segi pangsa pasar, data Trademap menunjukkan Indonesia menempati peringkat ke-32 eksportir terbesar di dunia dengan pangsa ekspor 0,9 persen.
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan menunjukkan sebagian besar produk yang diekspor ke negara-negara akreditasi belum memiliki kekuatan pasar (market power) yang besar.

Dari 5.401 pos tarif 6 digit produk yang diekspor, tercatat hanya ada sekitar 37 produk di negara akreditasi yang masuk kategori winning excellent. Produk yang masuk kategori ini adalah dengan nilai ekspor di atas US$100.000 yang memiliki pangsa pasarnya lebih dari 25 persen dan tren dalam lima tahun cenderung positif.

Sementara itu, 291 produk masuk kategori winning emerging dengan kriteria pangsa pasar di bawah 25 persen.

Peneliti Ahli Pertama Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri Choirin Nisaa menjelaskan produk dengan kekuatan pasar tinggi masih didominasi oleh produk komoditas seperti batu bara, karet, minyak sawit, kelapa, kakao, dan produk-produk hasil industri padat karya.

Penelitian juga menunjukkan indeks market power ke sejumlah destinasi utama justru menunjukkan nilai yang rendah dan berada di bawah rata-rata indeks gabungan 33 negara akreditasi yang berada di angka 8,026. Negara-negara yang masuk kategori ini adalah Amerika Serikat, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.

“Jadi meskipun nilai ekspor ke negara-negara ini termasuk yang terbesar, ternyata market power-nya rendah,” kata Choirin dalam Research Talk 2021 yang diselenggarakan Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan secara virtual, Selasa (9/2/2021).

Market power yang masih rendah ini disebut Choirin menyebabkan ekspor RI ke negara tersebut akan sangat sensitif terhadap sentimen-sentimen yang timbul. Karena itu, Kementerian Perdagangan disarankan untuk mengambil langkah intervensi demi menjaga kinerja ekspor ke depannya.

“Perlu dilakukan intervensi untuk meningkatkan market power pasar tujuan utama berupa promosi, diplomasi, dan kerja sama yang lebih komprehensif untuk pasar-pasar ini meskipun nilai ekspornya tinggi,” lanjutnya.

Choirin juga menyarankan agar Kementerian Perdagangan fokus pada pengembangan ekspor produk-produk yang masuk dalam kategori winning excellent untuk jangka pendek.

Sebaliknya untuk jangka panjang dapat difokuskan pada produk kategori dan winning emerging, emerging, losing emerging atau produk dengan pangsa di bawah 25 persen, tetapi pertumbuhannya negatif dalam 5 tahun terakhir ke negara-negara akreditasi.

Negara-negara akreditasi tercatat masih menjadi destinasi ekspor utama RI. Sepanjang 2020, ekspor ke 33 negara akreditasi menyumbang 90,2 persen dari total nilai ekspor nonmigas.

Adapun dari segi pangsa pasar, data Trademap menunjukkan Indonesia menempati peringkat ke-32 eksportir terbesar di dunia dengan pangsa ekspor 0,9 persen.

Posisi ini menempatkan Indonesia di bawah negara Asean lain seperti Vietnam dengan pangsa pasar dunia 1,4 persen serta Thailand dan Malaysia yang masing-masing memiliki pangsa pasar 1,3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper