Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Menko Airlangga : Kelapa Sawit Paling Efisien Gunakan Lahan

Airlangga menyebut kelapa sawit hanya menggunakan lahan yang lebih  rendah dibandingkan komoditas bahan baku minyak nabati lainya, namun memiliki produktivitas yang cukup tinggi.
Newswire
Newswire - Bisnis.com 06 Februari 2021  |  22:45 WIB
Menko Airlangga : Kelapa Sawit Paling Efisien Gunakan Lahan
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO - Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kelapa sawit merupakan komoditas paling efisien dalam penggunaan lahan dibandingkan dengan komoditas bahan baku minyak nabati lainnya.

Airlangga menyebut kelapa sawit hanya menggunakan lahan yang lebih  rendah dibandingkan rapeseed oil, sunflower, dan soyabean namun dapat menghasilkan produktivitas yang cukup tinggi.

"Untuk menghasilkan minyak sawit 1 ton, dibutuhkan lahan 0,3 hektare sementara rapeseed oil butuh 1,3 hektare, sunflower 1,5 hektare dan soya bean 2,2 hektare," kata Airlangga dalam diskusi yang diselenggarakan oleh PWI secara virtual di Jakarta, Sabtu (6/2/2021).

Dengan menyerap lebih dari 16 juta pekerja, industri sawit dinilai menjadi sektor strategis bagi perekonomian masyarakat.

Di saat banyak sektor ekonomi terdampak akibat Covid-19, industri sawit juga menjadi salah satu dari sedikitnya industri nasional yang tidak terkena dampak karena kegiatan perkebunan yang tetap berjalan. Dengan begitu, setidaknya 16 juta pekerja di sektor sawit tidak kehilangan pekerjaan.

Salah satu faktor penting ketahanan pertumbuhan sektor sawit selama pandemi Covid-19 di dalam negeri adalah adanya program penggunaan energi terbarukan melalui mandatori biodiesel berbasis sawit.

Program insentif biodiesel melalui pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang implementasi pertamanya sejak Agustus tahun 2015 dan terlaksana sampai November 2020, telah menyerap biodiesel dari sawit sekitar 23,49 juta kiloliter.

Volume tersebut setara dengan pengurangan Greenhouse Gas Emissions (GHG) sebesar 34,68 juta ton CO2 ekuivalen dan menyumbang sekitar Rp4,83 triliun pajak yang dibayarkan kepada negara.

"Pengembangan B30 menjadi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan permintaan dalam negeri. Selain itu, program mandatori biodiesel juga mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil," kata Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kelapa sawit airlangga hartarto

Sumber : Antara

Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top