Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lockdown Akhir Pekan, Dafam Hotel Harap Pemprov DKI Kaji Ulang

Pemprov DKI Jakarta diharapkan mengevaluasi kembali wacana lockdown pada akhir pekan dengan lebih banyak mendengar usulan dari masyarakat.
Ilustrasi lockdown/
Ilustrasi lockdown/

Bisnis.com, JAKARTA – PT Dafam Hotel Management (DHM) berharap Pemprov DKI Jakarta untuk mengevaluasi dan mendengar lebih banyak masukan perihal aktivitas pembatasan sosial termasuk gagasan mengenai karantina wilayah atau lockdown pada akhir pekan.

CEO Dafam Hotel Management Andhy Irawan mengatakan peraturan yang diambil oleh pemerintah hakikatnya memiliki dampak positif. Hanya saja, beberapa waktu terakhir, peraturan yang dibuat kurang evaluasi dan kurang mendengar suara masyarakat.

Beberapa evaluasi dan analisa yang harus dilakukan a.l. dampak kebijakan terhadap perekonomian secara makro, dampak terhadap masyarakat kecil, dampak terhadap pekerja perhotelan atau pariwisata dan lain sebagainya,

“Ini perlu evaluasi yang detail tidak hanya melihat grafik akibat Covid-19 naik dan apapun dilakukan tanpa melihat ke masyarakat kecil,” kata Andhy kepada Bisnis.com, Jumat (5/2/2021).

Dia berharap pemerintah selain menghadirkan peraturan juga memberikan solusi yang saling menguntungkan. Tidak ada satu orang pun punya pengalaman untuk pandemi Covid-19 termasuk dengan peraturan lockdown akhir pekan.

Adapun mengenai sejumlah hotel yang tutup selama pandemi, kata Andhy, perseroan tetap fokus untuk bertahan tanpa menjual unit hotel yang dimiliki. Beberapa strategi yang dilakukan di tengah pandemi Covid-19 yang makin ganas adalah dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat saat beroperasi.

“Acara pernikahan dengan protokol kesehatan yang ketat sehingga sekalipun banyak undangan kami membagi dengan jam, platform Hai Dafam untuk reservasi Hotel kami buat sendiri, dan bisnis jemput bola seperti makanan dan lain-lain

Sebelumnya, pada Selasa (2/2/2021) sebanyak 50 hotel di Yogyakarta dikabarkan tutup karena pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai. Jumlah okupansi menurun dari 50 persen menjadi di bawah 10 persen.

Selain Yogyakarta, beberapa hotel di Jakarta diketahui juga menjual asetnya melalui pasar daring. Harga yang ditawarkan beragam mulai dari Rp27 miliar hingga Rp2,7 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper