Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja industri berorientasi ekspor andalan Tanah Air sepanjang tahun ini diprediksi masih lemah dan masih bergantung pada penanganan pandemi Covid-19 di negara-negara tujuan.
Menurut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, efektivitas vaksin Covid-19 di negara-negara tujuan ekspor pun menjadi harapan terbesar, terutama untuk industri otomotif yang menyasar negara-negara berkembang.
“Pemerintah berharap Covid-19 bisa selesai sehingga tingkat konsumsi luar negeri bisa jalan. Namun, untuk jangka pendek, sepanjang 2021-2022, saya rasa permintaan untuk produk otomotif Indonesia masih tetap lemah akibat Covid-19,” ujar Lutfi kepada Bisnis, Kamis (4/2/2021).
Dia menjelaskan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri kendaraan bermotor dan suku cadang Tanah Air adalah target pasar yang notabene merupakan negara-negara berkembang yang diperkirakan cukup lama dalam melakukan pemulihan dari pandemi.
Pemerintah menargetkan negara-negara Afrika berbahasa Prancis dengan pajak rendah untuk produk mobil.
Selain negara-negara di kawasan Afrika berbahasa Prancis, negara-negara Arab berbahasa Inggris juga dinilai potensial sebagai tujuan ekspor produk mobil dalam negeri untuk memenuhi permintaan yang cukup tinggi dari masyarakat kelas menengah di wilayah tersebut.
Baca Juga
“Sementara itu, mobil-mobil yang diproduksi oleh Indonesia standarnya masih Euro 2, jadi targetnya adalah negara-negara berkembang seperti di Afrika dan Amerika Selatan. Sampai dengan saat ini, negara-negara di kawasan tersebut masih terjangkit Covid-19,” jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, produk kendaraan bermotor dan suku cadangnya menjadi sektor yang mencatatkan kinerja negatif tahun lalu di mana ekspornya secara keseluruhan anjlok sebesar 19,36 persen secara tahunan.
Adapun, ekspor ke negara-negara yang memiliki atase perdagangan seperti Thailand, Filipina, dan Uni Emirat Arab turut mengalami kontraksi karena kendaraan bermotor dan suku cadangnya merupakan salah satu produk yang diekspor ke sana.