Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan memilih paket konstruksi yang masih dalam tahap studi untuk menjadi sasaran refocusing anggaran 2021.
Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengatakan bahwa pihaknya masih akan membangun sekitar 48 bendungan sepanjang 2021. Secara terperinci, Kementerian PUPR akan melanjutkan pembangunan 43 bendungan dan mulai membangun 5 bendungan baru.
"Jadi, [paket proyek] studinya yang di-refocusing. Paket kegiatan studi untuk bendungan-bendungan yang di luar 48 bendungan," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/2/2021).
Menurut Airlangga, paket konstruksi bendungan yang akan dibatalkan adalah paket yang masih dalam tahap green field.
Menurutnya, studi yang akan dibatalkan adalah studi bendungan yang tidak dapat rampung pada 2024.
Di sisi lain, konstruksi mayoritas bendungan baru akan dimulai pada semester II/2021. Adapun, pada semester I/2021 hanya akan ada satu bendungan baru yang akan dimulai dibangun, yakni Bendungan Mbay.
Baca Juga
Di samping itu, Airlangga menyatakan bahwa kementerian juga akan memprioritaskan pembangunan beberapa bendungan dengan proses penyiapan lahan yang mudah.
Pembangunan bendungan Mbay telah tertunda sekitar 1 tahun karena harus melalui proses studi land acquisition and resettlement (larap). Secara singkat, larap adalah kegiatan pencarian pola aksi dalam pembebasan lahan, bangunan, tanaman, dan pemindahan penduduk dengan menggunakan pendekatan partisipasi
Bendungan tersebut akan memiliki kapasitas sebesar 24,91 meter kubik dan dapat mengairi lahan seluas 5.206 hektare. Selain itu, bendungan tersebut dapat menyediakan pasokan air baku sebesar 0,54 meter kubik per detik.
Pembangunan bendungan Mbay memerlukan dana hingga Rp968,3 miliar sebagai dana konstruksi. Sejauh ini telah ada 141 peserta yang mengikuti lelang pembangunan bendungan tersebut.