Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan akan memulai pembangunan Bendungan Mbay pada tahun ini.
Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengatakan saat ini Bendungan Mbay masih dalam proses lelang. Tetapi, Airlangga berujar bendungan yang berlokasi di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur tersebut akan mulai dibangun pada awal 2021.
"[Kementerian PUPR akan] melanjutkan pembangunan bendungan-bendungan on-going dan pembangunan bendungan Mbay. [Pembangunan Bendungan Mbay dimulai] pada kuartal I/2021," katanya kepada Bisnis, Selasa (12/1/2021).
Di samping itu, Airlangga menyatakan juga akan memprioritaskan pembangunan beberapa bendungan dengan proses penyiapan lahan yang mudah.
Seperti diketahui, pembangunan Bendungan Mbay telah tertunda sekitar 1 tahun karena harus melalui proses studi land acquisition and resettlement (LARAP). Secara singkat, LARAP adalah kegiatan pencarian pola aksi dalam pembebasan lahan, bangunan, tanaman, dan pemindahan penduduk dengan menggunakan pendekatan partisipasi
Adapun, Bendungan Mbay akan memiliki kapasitas sebesar 24,91 meter kubik dan dapat mengairi lahan seluas 5.206 hektar. Selain itu, bendungan tersebut dapat menyediakan pasokan air baku sebesar 0,54 meter kubik per detik.
Baca Juga
Bendungan Mbay memerlukan dana hingga Rp968,3 miliar sebagai dana konstruksi. Sejauh ini telah ada 141 peserta yang mengikuti lelang pembangunan bendungan tersebut.
Sebelumnya, Kementerian PUPR mencatat proyek bendungan yang sudah selesai dibangun ada sebanyak lima proyek, yaitu bendungan Tapin di Kalsel dengan biaya Rp1,02 triliun dan dibangun sejak 2015 hingga 2020, Tukul di Jatim dengan anggaran Rp916 miliar yang dibangun mulai 2013 hingga 2020, serta Paselloreng di Sulsel dibangun dengan anggaran Rp790 miliar sejak 2015 hingga 2020.
Kemudian, Napungete di NTT dibangun dengan biaya Rp884 miliar sejak 2016 hingga 2020 dan D.I [daerah irigasi] Balliase di Sulsel.