Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wus! Harga Batu Bara Acuan Februari Meroket hingga US$87,79 Per Ton

Tren peningkatan HBA terlihat pada Oktober 2020 sebesar US$51 per ton, kemudian naik ke US$55,71 per ton pada November 2020, Desember 2020 US$59,65 per ton, dan Januari 2021 naik menjadi US$75,84 per ton.
Kegiatan bongkar muat batu bara di area pertambangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk./mitrabara
Kegiatan bongkar muat batu bara di area pertambangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk./mitrabara

Bisnis.com, JAKARTA — Harga batu bara acuan pada Februari 2021 mengalami kenaikan seiring dengan sentimen yang dibentuk oleh supercycle komoditas. Harga batu bara acuan (HBA) Februari ditetapkan sebesar US$87,79 per ton atau reli sebanyak 15,7 persen dari bulan sebelumnya sebesar US$75,84 per ton.

"Adanya sentimen commodity supercycle, antara lain kenaikan harga gas ikut memperkuat harga batu bara," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi melalui keterangan tertulisnya, Kamis (4/2/2021).

Sinyal supercycle ini, katanya, diyakini akan terjadi pada tahun ini pada berbagai komoditas, terutama komoditas pertambangan. Salah satu pemicunya berasal dari suku bunga acuan yang rendah, dolar Amerika Serikat yang lemah, hingga pertumbuhan ekonomi serta pembangunan infrastruktur di berbagai negara.

Selain faktor supercycle, penyebab utama dari pendorong kenaikan HBA adalah melonjaknya permintaan impor dari China.

"Suplai batu bara domestik [China] tidak dapat memenuhi kebutuhan batu bara pembangkit listrik," kata Agung.

Harga batu bara kembali pulih dalam 4 bulan terakhir setelah sepanjang 2020 mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19. Tren peningkatan HBA terlihat pada Oktober 2020 sebesar US$51 per ton, kemudian naik ke US$55,71 per ton pada November 2020, Desember 2020 US$59,65 per ton, dan Januari 2021 naik menjadi US$75,84 per ton.

"Selama 4 bulan terakhir harga batu bara terus menuju ke level psikologis," kata Agung.

Perubahan HBA juga diakibatkan oleh faktor turunan pasokan dan faktor turunan permintaan. Untuk faktor turunan pasokan dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara pemasok, hingga teknis di rantai pasok seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara itu, untuk faktor turunan permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Nantinya, HBA Februari ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut (FOB vessel).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper