Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Akui Pandemi Jadi Tantangan Tarik Investor Tahun ini

Kementerian Perindustrian menilai masalah kesehatan masih akan menjadi tantangan besar bagi investasi tahun ini, meskipun program vaksinasi telah dilakukan.
Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan, Kalimantan Timur./Pemkot Balikpapan
Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan, Kalimantan Timur./Pemkot Balikpapan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian menilai masalah kesehatan masih akan menjadi tantangan yang besar dalam kegiatan investasi tahun ini. Meskipun program vaksinasi telah dilakukan dan direncanakan sekitar 180 juta masyarakat mendapatkan vaksin gratis.

Eko S.A. Cahyanto, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, mengatakan upaya mengendalikan pandemi memang harus dilakukan secepatnya agar Indonesia bisa lebih cepat melakukan normalisasi. Sisi lain, pandemi juga turut membuat daya beli masyarakat saat ini masih dalam kondisi tertekan.

"Kemenperin berupaya mempertahankan agar produksi sektor industri masih terus berjalan walaupun masih dalam kondisi pandemi, salah satunya dengan kebijakan IOMKI, tetapi itu semua memerlukan kembalinya daya beli masyarakat untuk menyerap produksi dari sektor industri," katanya kepada Bisnis, Rabu (3/2/2021).

IOMKI merupakan singkatan dari Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri. IOMKI menjadi kunci bagi pabrikan untuk bisa menjalankan aktivitas usahanya di masa darurat pandemi Covid-19.

Eko menyebut selama 2020, penurunan daya beli di sektor industri pariwisata dan manufaktur mencapai Rp374,4 triliun akibat pandemi Covid-19. Hal itu terjadi lantaran terjadi penurunan utilisasi industri manufaktur dari yang sebelumnya mencapai 76,3 persen sebelum pandemi, menjadi hanya 55,3 persen sepanjang Januari hingga September 2020.

Namun, menurut Eko, pada Desember 2020 terlihat adanya indikasi peningkatan daya beli masyarakat dengan meningkatnya utilisasi industri manufaktur menjadi lebih dari 60 persen dan positifnya core inflation sebesar 0,05 persen pada bulan tersebut.

"Untuk itu tantangan mengembalikan tingkat konsumsi masyarakat sangat terkait dengan optimisme masyarakat dalam menatap masa depan di kala pandemi ini. Jadi, kuncinya memang pada pengendalian pandemi," ujar Eko.

Sebelumnya, Eko optimistis Indonesia masih menjadi incaran para investor global untuk menanamkan investasinya dalam rangka ekspansi atau relokasi. Hal itu tecermin dari realisasi nilai investasi sektor manufaktur sebesar Rp272,9 triliun pada 2020, yang naik 26 persen dibandingkan 2019.

Lebih lanjut, Eko menyampaikan, terjadi peningkatan jumlah dan luasan kawasan industri dalam lima tahun terakhir. Dari sisi jumlah, terjadi peningkatan sebesar 47,5 persen. Sedangkan, dari sisi luas, mengalami peningkatan 15.662,02 hektare (ha) atau sebesar 43,26 persen.

Di luar Jawa, jumlah kawasan industri melonjak sebanyak 14 kawasan, dengan penambahan luas lahan 8.664,36 hektare pada 2020. Pasalnya, di luar Jawa ketersediaan lahan masih relatif luas, maka terjadi peningkatan persentase luas kawasan industri di luar Jawa lebih tinggi dibanding di Jawa.

Sementara itu, Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin Ignatius Warsito mengatakan, terdapat 127 area industri seluas total 55.000 ha yang siap menyambut kegiatan relokasi dari para investor global, seperti China.

Lahan untuk kebutuhan investasi baru itu terbagi menjadi tiga kelompok, yakni kawasan existing di Pantai Utara Jawa, kawasan dalam daftar proyek strategis nasional, serta kawasan green project alias yang masih minim infrastruktur. Investor bisa masuk ke mana saja sesuai dengan karakter wilayah yang mereka inginkan.

Menurut Warsito, selain kawasan industri terpadu Batang di Jawa Tengah yang dijadikan andalan pemerintah untuk menyambut investasi baru, sejumlah kawasan industri di sepanjang Pantura juga turut disodorkan karena telah mumpuni dari sisi infrastruktur penunjang produksi ataupun jalur rantai pasok.

Kemenperin mencatat, hingga akhir tahun lalu, terdapat sedikitnya 70 kawasan industri existing yang memanjang di wilayah Pantura Jawa seluas lebih dari 36.000 ha. Kemudian, sebanyak 39 kawasan seluas 18 ha berada di Jawa Barat. Sisanya tersebar di Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, serta DKI Jakarta.

Warsito menambahkan, kawasan industri yang masuk daftar proyek strategis nasional pun menjanjikan, meski beberapa di antaranya masih dalam masa konstruksi. "Kemenperin juga mendorong investor masuk ke kawasan green project yang dikembangkan di wilayah-wilayah terluar Indonesia."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper