Bisnis.com, JAKARTA — Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai perbaikan nilai industri logam dasar yang melaju menjadi peringkat ketiga sepanjang kuartal IV/2020 menjadi sinyal berkurangnya gejala deindustrialisasi dalam beberapa tahun belakang ini.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan pada kuartal IV/2020 mengindikasi bahwa perbaikan sektor industri semakin nyata. Pasalnya, pabrik-pabrik akan mulai dibangun dan sudah sesuai jalur hilirisasi yang diharapkan Presiden Joko Widodo.
"Sektor industri logam kuartal IV/2020 jadi tertinggi ketiga dengan perolehan Rp25 triliun menurunkan sektor konstruksi yang dulu di posisi ini. Artinya sekarang industri sudah mulai jalan," katanya dalam paparan realisasi investasi BKPM kuartal IV/2020, Senin (25/1/2021).
Bahlil melaporkan secara keseluruhan realisasi investasi di kuartal IV/2020 mencapai Rp214,7 triliun atau tumbuh 3 persen year on year (yoy).
Dari investasi ini, jumlah tenaga kerja yang tercipta 294.780 tenaga kerja pada kuartal IV tahun lalu.
Bahlil mengatakan investasi langsung asing (PMA) membukakan pertumbuhan yang lebih tinggi dari investasi dalam negeri (PMDN) pada akhir 2020.
Baca Juga
Dari catatan BKPM, PMA tumbuh Rp111,1 triliun atau 51,7 persen dari total investasi 2020. Angka ini naik 5,5 persen (yoy) dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, PMDN tercatat tumbuh 0,7 persen (yoy) menjadi Rp103,6 triliun.
"PMA-nya lebih besar karena di kuartal keempat, kasus pertama pandemi Covid sudah ada vaksinasinya. Itu membuat rasa percaya diri investor asing di Indonesia," ujar Bahlil.
Selain itu, dia melihat pengesahan UU Cipta Kerja cukup memberikan pengaruh positif kepada investor asing. Alhasil, PMA meningkat cukup tajam pada kuartal terakhir 2020.
Secara negara asal investasi, Singapura masih mendominasi dengan US$2,6 miliar pada kuartal IV/2020, disusul oleh China.