Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah membentuk Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) yang bernama Indonesia Investment Authority (INA) bertujuan untuk mendukung pemerataan pembangunan.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa negara bisa saja menggunakan utang yang nantinya tercatat di APBN untuk pembangunan. Akan tetapi pemerintah komitmen menjaga defisit maksimal 3 persen.
Potensi untuk mendapatkan dana segar itu salah satunya datang dari luar negeri. Untuk meyakinkan mereka, SWF datang untuk memberikan itu.
Dalam konsepnya, SWF akan menjadi mitra investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. SWF yang merupakan lembaga negara dan memiliki modal awal akan membuat para calon tertarik juga merasa uangnya bakal terjaga.
“Tentu proyek pembanguan adalah infrastruktur. Namun tidak menutup kemungkinan proyek lain dipakai untuk SWF. Mana saja? Yang tentu masuk ke SWF dan dikerjasamakan dengan mitra,” katanya saat rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat secara virtual, Senin (1/2/2021).
Suahasil menjelaskan bahwa pemerintah ingin SWF membesar. Dengan modal awal yang telah dikucurkan, diharapkan bisa menarik minat investor berkali-kali lipat.
Baca Juga
“Dalam rangka untuk memperbesar inilah kita beri insentif pajak. Maka kita beri koridor kapan dia mulai bayar pajak. Apa insentif pajak untuk selamanya? Ada yang tidak selamanya yang dikaitkan dengan modal atau dana cadangan dari SWF. Semakin cepat cadangan wajib terpenuhi 50 persen, SWF baru bayar pajak,” jelasnya.