Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Januari 2021 sebesar 0,26 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 1,55 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan hampir seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi pada periode laporan. Dari 11 kelompok pengeluaran, hanya transportasi yang mengalami deflasi, yaitu sebesar 0,30 persen.
Penyumbang terbesar inflasi berasal dari kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, yang tercatat sebesar 0,81 persen mtm dan memberikan andil ke inflasi sebesar 0,21 persen.
Baca Juga : BPS Perkirakan Harga Beras Masih Stabil |
---|
Suhariyanto menjelaskan ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan sumbangan ke inflasi, yaitu cabe rawit yang memberikan andil ke inflasi 0,08 persen, kemudian ikan segar yang memberikan andil 0,04 persen.
Di samping itu, kenaikan harga tempe juga memberikan andil ke inflasi sebesar 0,03 persen dan kenaikan tahu mentah memberikan andil sebesar 0,02 persen.
“Untuk cabe rawit kenaikan harga terjadi di 87 kota, tertinggi di Kupang. Kenaikan harga tempe tahu mentah pada Januari kemarin terjadi karena kenaikan harga kedelai impor yang ahirnya berimbas ke biaya produksi,” katanya, Senin (1/2/2021).
Di sisi lain, Suhariyanto mengatakan ada beberapa komoditas yang memberikan sumbangan ke deflasi karena adanya penurunan harga, di antaranya telur ayam ras yang memberikan andil ke deflasi sebesar 0,04 persen dan bawang merah yang memberikan andil 0,02 persen.
Pada kelompok pengeluaran transportasi, komoditas yang memberikan andil ke deflasi yaitu tarif angkutan udara, andilnya sebesar 0,06 persen.
“Ini terjadi karena masa liburan akhir tahun sudah berlalu, sehingga banyak maskapai menurunkan harga tiket, terjadi di 45 kota IHK, tertinggi di Tarakan 33 persen dan Banjarmasin 25 persen,” jelasnya.