Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyatakan bahwa pertempuran melawan Covid-19 belum berakhir dan berjanji untuk menjaga keran moneter tetap terbuka lebar untuk menopang ekonomi yang dipukul pandemi.
Namun, dia mengesampingkan kekhawatiran bahwa kebijakan super longgar itu akan menciptakan gelembung pasar saham dan juga inflasi tinggi.
"Kami belum memenangkan ini. Kami masih jauh dari pemulihan penuh," katanya dalam konferensi pers setelah Fed mempertahankan suku bunga jangka pendek yang dipatok mendekati nol, dilansir Bloomberg, Kamis (28/1/2021).
Berkali-kali, Powell merujuk pada kondisi buruk pasar tenaga kerja bahkan ketika wartawan bertanya tentang meroketnya saham GameStop Corp. dan harga pasar saham yang melonjak. Dia berbicara tentang penderitaan warga yang hidupnya telah terpukul pandemi, berulang kali menunjuk pada 9 juta orang Amerika yang masih tanpa pekerjaan sebagai akibat dari krisis ini.
Ekonomi AS kehilangan 140.000 pekerjaan pada Desember, menandai penurunan pertama sejak April.
“Pekerjaannya bukanlah untuk membawa pasar saham ke tingkat tertentu, itu adalah untuk mendapatkan pekerjaan penuh, dan dia tidak melihat risiko melampaui batas inflasi," kata Kepala Strategi Suku Bunga Global di TD Securities Priya Misra.
Baca Juga
Pernyataan Powell sekaligus pesan bagi sejumlah pejabat Fed beberapa waktu lalu yang menggemakan optimisme pemulihan ekonomi AS, sehingga memungkinkan bank sentral mencabut program pembelian aset secara bertahap atau tappering off pada tahun ini.
Itu juga merupakan sinyal bagi pemerintahan baru bahwa Fed berbagi tujuannya untuk membuat orang Amerika kembali bekerja secepat mungkin dan menyebarkan manfaat dari pasar tenaga kerja untuk kelompok minoritas.
Saat Powell berbicara, harga saham merosot, bursa menderita kerugian terbesar sejak Oktober di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa kenaikan pesat ekuitas dalam beberapa bulan terakhir telah membuat mereka dinilai terlalu tinggi. Spekulasi penjualan saham oleh hedge fund yang digerogoti perubahan harga sehingga ikut berkontribusi pada penurunan.
Powell menolak mengomentari perputaran harga di GameStop, peritel video game yang telah melihat nilai pasarnya meroket karena lonjakan pembelian ritel telah memaksa hedge fund untuk menutupi posisi pendek mereka di saham.
Senator Demokrat dan mantan calon presiden Elizabeth Warren mengutip kegilaan seputar GameStop dalam menekan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menindak Wall Street.
"Sudah lama berlalu bagi SEC (Securities and Exchange Commission) dan regulator keuangan lainnya untuk bangun dan melakukan pekerjaan mereka dan dengan pemerintahan baru dan Demokrat yang menjalankan Kongres, saya bermaksud untuk memastikan mereka melakukannya," katanya.
Sementara Powell menghindari mengomentari GameStop, dia menunjukkan sedikit kekhawatiran tentang kenaikan harga saham secara luas, dengan mengatakan bahwa fokus Fed adalah pada ketahanan sistem keuangan secara keseluruhan.
“Kerentanan stabilitas keuangan secara keseluruhan [berada pada tingkat] sedang,” katanya.
Meskipun Fed secara teoritis dapat menaikkan suku bunga untuk mencoba mencegah gelembung pasar saham, itu bukanlah sesuatu yang pernah dilakukan atau direncanakan untuk dilakukan, tambahnya.
Powell juga mengecilkan kekhawatiran tentang lonjakan inflasi karena ekonomi dikatakan alan pulih kuat lebih cepat dari perkiraan pada paruh kedua tahun ini, dengan orang Amerika yang baru divaksinasi kembali ke restoran, bioskop, dan acara olahraga. Menurut Powell, Sementara beberapa kenaikan inflasi mungkin terjadi, itu mungkin tidak akan besar atau bertahan lama.
Sehubungan dengan itu, Powell mengatakan masih terlalu dini untuk berbicara tentang pengurangan pembelian besar-besaran Fed atas surat utang AS dan obligasi yang didukung hipotek. Dia mengatakan mengatakan akan butuh beberapa waktu untuk mencapai ambang batas untuk menguranginya dari pembelian saat ini sebesar US$ 120 miliar per bulan.
Itu juga merupakan kabar baik bagi pemerintahan Biden, yang mendorong pengesahan Kongres untuk paket stimulus senilai US$ 1,9 triliun yang akan sangat meningkatkan pasokan utang Departemen Keuangan AS.
Powell, yang telah menerima vaksinasi pertama dari dua vaksinasi untuk melawan virus, mengatakan Fed tetap fokus pada risiko penurunan prospek dan bahaya bahwa pandemi akan meninggalkan pukulan permanen pada perekonomian.
"Bahkan setelah ekonomi dibuka kembali sepenuhnya, saya pikir kita masih perlu mengingat orang-orang yang hidupnya terganggu karena mereka kehilangan pekerjaan yang mereka lakukan," kata Powell.
Dia melanjutkan, akan bijaksana mendukung pekerjaan dalam jangka paniang untuk meningkatkan kapasitas produktif, meskipun itu berarti melanjutkan dukungan untuk beberapa waktu.