Bisnis.com, JAKARTA - Pengangguran Australia turun pada Desember karena pengeluaran anggaran pemerintah yang besar dan dan stimulus putaran kedua bank sentral yang mendorong perusahaan untuk terus merekrut.
Biro Statistik Australia (ABS) menyatakan tingkat pengangguran turun menjadi 6,6 persen dari 6,8 perse pada November, mengalahkan estimasi median ekonom 6,7 persen. Pekerjaan naik 50.000 pada Desember, sesuai dengan perkiraan, seperti halnya tingkat partisipasi di 66,2 persen.
Data tersebut mengonfirmasi ekonomi Australia yang relatif lebih baik. Sarah Hunter, kepala ekonom untuk BIS Oxford Economics mengatakan dampak yang tidak proporsional terhadap pekerja muda, yang bekerja di sektor yang masih belum dapat beroperasi secara normal, juga terlihat karena tingkat pengangguran untuk kelompok ini lebih tinggi 2,3 poin persentase daripada tahun lalu.
Pemulihan Australia didukung oleh kemampuan pihak berwenang untuk menahan virus, meningkatkan kepercayaan diri dan mendorong rumah tangga yang berpenghasilan untuk membelanjakan uang. Hal itu juga mendorong perusahaan untuk melanjutkan perekrutan dan warga Australia kembali bekerja, mengurangi dampak pada pengangguran karena partisipasi membengkak.
Jam kerja bulanan meningkat 0,1 persen pada Desember, menurun 1,5 persen sepanjang tahun. Pekerjaan penuh waktu meningkat 35.700 dan paruh waktu bertambah 14.300.
"Meskipun pekerjaan telah pulih 90 persen dari penurunan Maret hingga Mei, pemulihan dalam pekerjaan paruh waktu telah melampaui pekerjaan penuh waktu," kata Kepala Statistik Tenaga Kerja ABS Bjorn Jarvis.
Baca Juga
Dia melanjutkan bahwa sementara pekerjaan paruh waktu lebih tinggi dari Maret, pekerjaan penuh waktu 1,3 persen di bawah Maret.
Pengangguran turun paling banyak di negara bagian Tasmania, sebanyak 0,9 poin persentase menjadi 7 persen. Pengangguran juga menurun secara signifikan di Victoria, dengan pekerjaan pulih setelah penguncian kedua. Satu-satunya negara bagian yang mencatat kenaikan pengangguran adalah Australia Selatan.
Reserve Bank of Australia pada November memangkas suku bunga dan target imbal hasil tiga tahun menjadi 0,10 persen dan memulai program pelonggaran kuantitatif untuk menurunkan biaya pinjaman di seluruh perekonomian dan membantu menahan mata uang.
Kondisi ini terjadi setelah pemerintah mengumumkan pemotongan pajak, insentif bagi perusahaan untuk berinvestasi dan mempekerjakan dan proyek infrastruktur untuk meningkatkan aktivitas.
RBA bertujuan mengembalikan inflasi ke target 2 persen hingga 3 persen. Namun, untuk mencapai hal ini membutuhkan pertumbuhan upah yang lebih cepat, yang tidak mungkin terjadi kecuali tingkat pengangguran turun.
Data inflasi kuartal keempat Australia akan dirilis pada 27 Januari dan dewan bank sentral akan mengadakan rapat pertama tahun ini pada 2 Februari.