Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Bank Mandiri merilis data penjualan semen sepanjang tahun lalu. Hasilnya, terjadi kontraksi yang terparah selama 10 tahun terakhir dan kinerja ekspor pun belum menggembirakan.
Penjualan semen domestik per Desember 2020 terkontraksi sebesar minus 6,0 persen secara bulanan, menjadi 5,7 juta ton dan -12,1 peren secara tahunan. Adapun, angka tertinggi penjualan semen domestik pada 2020 terjadi pada Oktober sebesar 6,2 juta ton dan terendah pada Mei sebesar 3,2 juta ton.
Departement Head Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatkan secara kumulatif, penjualan semen domestik sepanjang 2020 terkontraksi 10,4 persen jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yakni 2019 sebesar 0,7 persen.
"Hasil itu menjadi pertumbuhan terendah dalam 10 tahun terakhir. Realisasi petumbuhan semen tahun lalu sesuai dengan proyeksi kami pada awal pandemi Covid-19, yang memprediksi penjualan semen domestik turun 8,5 hingga 11,6 persen," katanya melalui siaran pers, Rabu (20/1/2021).
Dendi mengemukakan berdasarkan pulau, pada Desember 2020 baik secara bulanan maupun tahunan semua pulau mengalami kontraksi penjualan semen. Kontraksi penjualan semen terdalam secara bulanan terjadi di pulau Maluku-Papua yakni 20,0 persen dan secara tahunan kontraksi terdalam terjadi di Bali Nusa Tenggara yaitu 36,7 persen.
Sepanjang tahun lalu, hanya Maluku Papua yang mengalami pertumbuhan penjualan semen yakni 9,6 persen. Kontraksi terdalam terjadi di Bali-Nusa Tenggara dan Jawa yang masing masing 13,7 persen dan 13,1 persen. Kemudian diikuti oleh Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera yang masing masing terkontraksi 11,8 persen, 10,8 persen, dan 3,9 persen.
Baca Juga
Ekspor semen juga terkontraksi pada Desember 2020 sebesar 1,6 persen secara bulanan menjadi sebesar 0,67 juta. Namun demikian, secara tahunan ekspor semen pada Desember 2020 tumbuh tinggi yaitu sebesar 142,8 persen.
"Secara kumulatif, pertumbuhan ekspor semen pada 2020 tumbuh 48,2 persen secara tahunan dibanding 10,0 persen pada 2019 menjadi 9,3 juta ton. Walau demikian, pasar ekspor hanya sebesar 12,9 persen dibandingkan total produksi domestik. Artinya, belum signifikan mengangkat permintaan terhadap industri semen nasional," ujar Dendi.