Bisnis.com, JAKARTA - Pabrikan semen di Pulau Sulawesi dinilai terancam dengan adanya rencana pembangunan pabrik semen baru di Kalimantan Timur.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan pendirian pabrik baru di Pulau Borneo hanya akan memperburuk kondisi kelebihan pasokan industri semen di dalam negeri. Pasalnya, kekurangan pasokan semen di Kalimantan telah diatasi dengan pembangunan pabrik penggilingan dan pengemasan oleh pabrikan dari pulau lain.
"Jadi, tidak usah khawatir pembangunan Ibu Kota [Baru], terselesaikan," ucap Ketua Umum ASI Widodo Santoso dalam Sharing Session Cement Industry: Reliable Electricity for a Sustainable Cement Industry, Kamis (12/11/2020).
Widodo mencatat ada empat pabrikan penggilingan maupun pengemasan di Kalimantan, yakni milik PT Semen Bosowa, PT Semen Tonasa, PT Cemindo Gemilang, dan PT Conch Semen Indonesia.
Berdasarkan data ASI, kapasitas terpasang pabrik semen di Kalimantan mencapai 5,8 juta ton. Sementara itu, total konsumsi pada 2019 hanya mencapai 4,45 juta ton.
Dengan kata lain, telah ada kelebihan pasokan sebanyak 1,34 juta ton pada pulau tersebut. Sementara itu, utilisasi pabrikan di Pulau Borneo tidak mencapai level optimum lantaran harus bersaing dengan pabrikan semen lain yang memiliki pabrik penggilingan maupun pengemasan di sana.
Baca Juga
Widodo menyatakan Semen Bosowa dan Semen Tonasa merupakan dua pabrikan semen besar yang bersaing di Pulau Kalimantan. Hal tersebut disebabkan oleh kelebihan yang juga terjadi di Pulau Sulawesi.
Widodo mendata kelebihan pasokan di Pulau Celebes mencapai 55,87 persen atau hingga 7,71 juta ton pada 2019. Hal tersebut disebabkan oleh kapasitas terpasang pabrik semen yang mencapai 13,8 juta ton, sedangkan konsumsi tahun lalu hanya mencapai 6,08 juta ton.
Selain itu, kebutuhan semen untuk pembangunan Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur hanya sekitar 1-1,5 juta ton. Dengan kata lain, proyek tersebut hanya akan mengurangi kondisi kelebihan pasokan di kedua pulau tersebut maksimum 7,5 juta ton.
"Jadi, saya usul ke pemerintah tolong kasihani Tonasa dan Bosowa yang milik nasional. Kalau terbangun [pabrik semen baru] di situ [Kalimantan Timur] terbunuh [Bosowa dan Tonasa]," ucapnya.
Adapun, pabrikan baru yang dimaksud Widodo adalah PT Semen Kalimantan Timur yang akan dibangun di Kawasan Teluk Sumbang, Kalimantan Timur.
Direktur Pengembangan Semen Kalimantan Timur Taufik Hidayat pada akhir 2019 mengatakan pihaknya sedang menunggu pengesahan draf Rencana Peraturan Daerah Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K).
Adapun, RZWP3K ditargetkan rampung pada akhir November 2020 oleh pemerintah Kalimantan Timur. Seperti diketahui, Semen Kalimantan Timur akan menyelesaikan pembangunan pabrik, pembangkit listrik dan pelabuhan sekitar 25 bulan setelah mendapatkan izin lingkungan.
Pembangunan pabrik akan dilakukan di lahan seluas 822 hektare. Semen Kalimantan Timur ditaksir akan menyerap investasi sekitar US$1 miliar - US$2,1 miliar, dan membuka lapangan kerja hingga 13.000 orang.