Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi China tercatat mencapai 2,3 persen pada tahun lalu, setelah berhasil meredam dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (18/1/2021), laju perekonomian China pada tahun lalu ditopang dari ekspansi kuartal IV/2020 yang tumbuh 6,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini menambah keyakinan bahwa China akan memimpin pemulihan di kawasan. Sekaligus akan mempercepat perekonomiannya menyalip Amerika Serikat (AS).
Bank Dunia memprediksi ekonomi China tumbuh sebesar 7,9 persen di tahun 2021. Bahkan, Nikkei dalam konsensus ekonom mencatat perekonomian China akan tumbuh 8,2 persen pada tahun 2021, pertumbuhan tertinggi sejak 2012.
Meskipun pemulihan yang kuat terus berlanjut dari kemerosotan pandemi, gagal bayar kredit diperkirakan tetap menjadi risiko penurunan utama bagi ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Sebagian besar ekonom yang disurvei Nikkei memperkirakan pemerintahan Presiden terpilih AS Joe Biden akan mengambil pendekatan yang lebih dapat diprediksi dan tidak terlalu konfrontatif terhadap China. Hal ini dapat memberikan dorongan jangka pendek untuk pemulihan China.
China mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal pertama tahun 2020, ketika wabah virus Corona melanda negara itu. Namun, China berhasil menahan penyebaran dan melakukan pemulihan ekonomi lebih awal daripada negara lain.