Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi China melaju 2,3 persen pada tahun lalu sejalan dengan keberhasilan Negeri Panda dalam meredam dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (18/1/2021), laju perekonomian China pada tahun lalu ditopang dari ekspansi kuartal IV/2020 yang tumbuh 6,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Ekonom yang disurvei Bloomberg sebelumnya memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV/2020 sebesar 6,2 persen dan pertumbuhan ekonomi tahun lalu mencapai 2,1 persen.
Pertumbuhan ekonomi China yang cepat ini didukung oleh kucuran stimulus fiskal dan moneter oleh pemerintah yang memacu kinerja infrastruktur dan real estate.
Ketika China sudah mampu mengatasi pandemi Covid-19 dan pabrik berproduksi secara normal, maka pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh permintaan ekspor yang kuat terutama peralatan kesehatan dan peralatan elektronik yang menunjang kegiatan work from home.
Pandemi Covid-19 yang meluas pertama kali di China membuat negara tersebut harus menelan pahit dengan pertumbuhan ekonomi yang mencatatkan kinerja negatif pada kuartal awal tahun lalu.
Baca Juga
Berdasarkan perhitungan Bank Dunia, bila pertumbuhan PDB dunia terkontraksi 4,2 persen pada tahun lalu, maka kinerja ekonomi China yang positif bakal meningkatkan kontribusinya terhadap ekonomi dunia menjadi 14,5 persen.
Sementara itu, International Monetary Fund (IMF) memproyeksi China akan mengambil alih posisi Amerika Serikat pada 2028. Perkiraan ini maju dua tahun dari proyeksi sebelumnya.
Ekonom sendiri memperkirakan ekonomi China melaju 8,2 persen pada tahun ini, terus mengejar menjadi dominasi global di tengah pandemi Covid-19.