Bisnis.com, JAKARTA – Metode enhanced oil recovery ditargetkan bisa diimplementasikan untuk meningkatkan laju produksi di sumur-sumur Blok Rokan pada 2024.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Dwi Soetjipto menjelaskan dalam proses transisi Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina (Persero),setidaknya terdapat tiga poin penting yaitu investasi, tenaga kerja, dan penerapan EOR.
Dwi menjelaskan penelitian EOR di Rokan telah dilaksanakan sejak 10 tahun lalu sehingga pada saat Pertamina masuk mengelola Blok Rokan, teknologi tersebut bisa segera diimplementasikan. "Kita harapkan bisa berproduksi 2024," katanya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (11/1/2021).
Dari sisi investasi, Dwi mengungkapkan Chevron pada masa transisi telah berkomitmen untuk berinvestasi untuk menjaga dan merawat sumur-sumur di Blok Rokan agar pada saat alihkelola tingkat produksinya tidak menurun.
Menurutnya implementasi investasi pada saat masa transisi seperti yang terjadi di Blok Rokan merupakan hal yang baru dan pertama kali dilakukan di Indonesia. Pada tahun ini, jumlah investasi di Blok Rokan mencapai US$150 juta untuk mengebor 115 sumur.
"Ini yang jadi hal yang penting. Ketika Pertamina masuk di Rokan produksinya tidak terjun terlalu jauh," ungkapnya.
Baca Juga
Sebelumnya Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Budiman Parhusip mengatakan mayoritas sumur-sumur yang ada di Blok Rokan merupakan sumur tua. Untuk itu, penerapan EOR sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi di Blok Rokan.
"Kita lakukan pemboran 2022, akan tingkatkan kita akan tingkakan produksi tahun-tahun berikutnya. EOR 2024--2025, karena Rokan adalah lapangan yang sangat berumur," ungkapnya.