Bisnis.com, JAKARTA – Pemulihan pasar tenaga kerja Amerika Serikat tersendat pada bulan Desember karena melonjaknya infeksi virus corona menekan lapangan kerja dan membahayakan pemulihan ekonomi.
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (8/1/2021), Departemen Tenaga Kerja AS mencatat nonfarm payrolls turun 140.000 dari bulan sebelumnya dan tingkat pengangguran tidak berubah di 6.7 persen.
Angka ini berbanding terbali dengan sstimasi median dalam survei Bloomberg yang memperkirakan kenaikan nonfarm payrolls sebesar 50.000 dan tingkat pengangguran 6,8 persen. Penurunan pada bulan Desember ini sekaligus menandakan penurunan pertama sejak April 2020.
Lemahnya data tenaga kerja tersebut sebagian besar mencerminkan PHK di restoran dan itu bisa berlanjut hingga bulan-bulan pertama Joe Biden menjabat. Presiden terpilih AS sudah mewarisi ekonomi yang turun hampir 10 juta tenaga kerja dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Varian baru virus corona yang menyebabkan pembatasan baru atau perpanjangan pembatasan yang telah diterapkan di Inggris dan Jerman telah diidentifikasi di AS. Jika negara bagian menerapkan pembatasan yang lebih luas, mungkin ada lebih banyak PHK dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara itu, laju perekrutan akan sulit dipercepat sampai sebagian besar populasi umum divaksinasi. Di sisi lain, distribusi vaksin di AS berjalan lebih lambat dari yang direncanakan dan berpotensi menghambat pemulihan.
Baca Juga
Mereka yang dijadwalkan mendapat vaksinasi awal adalah pekerja esensial atau orang tua, orang yang telah bekerja melalui pandemi atau pensiunan, yang tidak mengarah pada pekerjaan baru dalam waktu dekat.
Pada bulan Desember, ada sekitar 1,5 juta kasus baru per minggu di AS dan kematian terkait Covid-19 mencapai rekor kecepatan tertinggi. Hal ini mendorong beberapa negara bagian untuk memperketat pembatasan bisnis yang menyebabkan peningkatan PHK.
Untuk setahun penuh, payroll AS turun 9,37 juta pada tahun 2020, rekor terbesar kembali sejak tahun 1939 dan melebihi penurunan gabungan pada tahun 2008 dan 2009 selama krisis keuangan global dan setelahnya.