Bisnis.com, JAKARTA – FTSE Russell akan menarik tiga perusahaan China lainnya dari indeksnya untuk mematuhi perintah Amerika Serikat yang memberi sanksi kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan militer setelah penghapusan delapan saham bulan lalu.
Dilansir dari Bloomberg, perusahaan tersebut adalah Semiconductor Manufacturing International Corp., China United Network Communications Ltd. dan Nanjing Panda Electronics Co., menurut pernyataan tertanggal Senin (4/1/2021). Mereka akan dihapus dari indeks FTSE Global Equity dan China A Inclusion yang berlaku mulai Kamis.
Langkah tersebut dilakukan ketika penyedia indeks dan bursa saham di New York dan London ini mematuhi perintah Presiden AS Donald Trump pada November yang melarang investasi Amerika di perusahaan China yang dimiliki atau dikendalikan oleh militer.
Pekan lalu, Bursa Efek New York mengatakan akan menghapus tiga perusahaan telekomunikasi milik negara China, sementara MSCI Inc. menghapus 11 saham China dari indeks globalnya yang berlaku mulai Selasa.
S&P Dow Jones juga mencatatkan 10 perusahaan pada bulan Desember yang dianggap tidak memenuhi syarat dari indeksnya, termasuk SMIC.
Penghapusan baru FTSE Rusell ini mengikuti panduan yang diterbitkan oleh Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri AS akhir tahun lalu. FTSE menambahkan dalam pernyataannya bahwa setiap nama tambahan yang diterbitkan oleh AS sebagai subjek sanksi akan dievaluasi setelah 11 Januari.