Bisnis.com, JAKARTA – Para pengembang properti optimistis kondisi sektor properti perumahan membaik pada tahun ini. Sektor properti yang paling cepat mengalami recovery yakni untuk perumahan terutama untuk harga Rp500 juta dan Rp1 miliar.
Direktur PT Ciputra Development Tbk Harun Hajadi mengatakan tahun ini kondisi sektor properti perumahan akan bagus prospeknya. Hal itu sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik.
"Bagus tahun ini, karena proyeksi pertumbuhan ekonominya bagus. Selama pertumbuhan ekonomi bagus, properti akan ketarik. Menurut BRI pertumbuhan 6,1 persen" ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (5/1/2021).
Saat ini kondisi sektor properti mulai kembali bergairah didorong oleh pembeli dengan tujuan investasi yang kembali masuk untuk membeli properti.
"Pada awal pandemi, investor market menghilang dari pasar dan yang membeli properti merupakan end user. Sekarang investor sudah kembali masuk dan cukup besar," kata Harun.
Menurutnya, pembeli properti dengan tujuan investasi itu kembali ke pasar properti setelah melihat imbal hasil dari produk investasi keuangan sudah lebih terbatas.
Baca Juga
"Aset properti memang sudah lama menjadi alat investasi yang bernilai baik," ucap Harun.
Sementara itu, Managing Director Strategic Business & Services PT Sinar Mas Land Alim Gunadi berpendapat sampai dengan saat ini pasar properti masih terpengaruh dampak dari Covid-19 terutama untuk milenial, rumah pertama, keluarga muda dan investor.
Namun demikian, rumah tapak diperkirakan pulih pada tahun ini. Pasalnya, kebutuhan rumah saat ini ke arah milenial.
"Sekarang Sinarmas Land meluncurkan produk-produk baru yang milenial sampai saat ini. Kita lihat pertumbuhan hunian milenial di BSD City naik jadi 89 persen untuk yang milenial dengan unit price di bawah Rp1,5 miliar tahun lalu," tutur Alim.
Sementara itu, CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengemukakan sektor properti akan mengalami pemulihan mulai semester kedua mendatang.
Dia mengatakan kondisi sektor properti tahun ini masih belum dipastikan karena banyak variabel yang sangat dinamis.
"Tapi harusnya bisa lebih baik dibandingkan dengan 2020. Tahun 2020 saja itu secara tahunan masih turun 32 persen dibandingkan dengan 2019," ujarnya.
Menurutnya, perbaikan sektor properti akan lebih terlihat pada semester kedua. Hal itu dikarenakan sampai semester I masih belum stabil.
Dia menambahkan sektor properti yang paling cepat mengalami recovery yakni untuk perumahan terutama untuk harga Rp500 juta dan Rp1 miliar. Segmen rumah inilah yang nantinya menjadi penggerak untuk pemulihan. "Semoga bagus perkembangannya tahun ini," kata Ali.