Bisnis.com, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo angkat bicara atas kritik anggaran pendidikan yang dilakukan oleh penulis buku jurnalistik 'Dor! Sarajevo' Farid Gaban.
Yustinus menyebutkan sektor pendidikan adalah salah satu bidang yang didesentralisasi. Sehingga anggaran pendidikan 20 persen harus dijumlah antara APBN dan APBD.
"Untuk 2021, total anggaran pendidikan adalah Rp550 Triliun," jelas Yustinus melalui akun Twitternya, Sabtu (2/1/2021).
Dia kemudian membandingkan dengan anggaran pendidikan awal era kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebesar Rp207,4 triliun pada 2009.
Supaya tak telanjur kecewa, saya luruskan Mas @faridgaban:
— Prastowo Yustinus (@prastow) January 2, 2021
Sektor pendidikan termasuk yang didesentralisasi, maka anggarannya ada di APBN dan APBD. Utk tahun 2021, total anggaran pendidikan adalah Rp 550 T. Berarti naik 165% dari anggaran pendidikan 2009 sebesar Rp 207,4 T. https://t.co/xwvG3R1pq8
"Berarti naik 165% dari anggaran pendidikan 2009 sebesar Rp 207,4 T," kata Yustinus lebih lanjut.
Dia juga menampilkan gambar pertumbuhan anggaran pendidikan era Joko Widodo dalam 5 tahun atau 2016-2021 terakhir yakni naik dari Rp370,8 triliun, Rp406,1 triliun, Rp431,7 triliun, Rp547,8 triliun. Sedangkan anggaran tahun depan Rp550 triliun.
Baca Juga
Sebelumnya dalam akun Twitternya, Farid Gaban menyebutkan bahwa masyarakat yang berharap pembangunan sumber daya manusia dalam periode kedua pemerintahan Joko Widodo harus kecewa.
"Tetap infrastruktur nomor satu, lalu militer dan polisi," kicaunya.
Mereka yang berharap Pemerintahan Jokowi akan memprioritaskan pembangunan sumberdaya manusia pada periode kedua akan kecewa. Tetap infrastruktur nomor satu, lalu membangun militer dan polisi. (Lihat APBN 2021) pic.twitter.com/M8x3PWvbzd
— Farid Gaban (@faridgaban) January 2, 2021