Bisnis.com, JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) menyatakan sudah menyepakati adanya kontribusi vaksin besutan Pfizer INc. pada program imunisasi Covid-19. Namun, perseroan menilai tidak semua daerah bisa mendapatkan vaksin buatan Pfizer tersebut.
Vaksin buatan Pfizer merupakan salah satu vaksin messenger RNA (mRNA) pertama dengan efikasi di atas 90 persen. Namun demikian, persyaratan penyimpanan vaksin tersebut menjadi tantangan baru bagi Bio Farma lantaran suhu penyimpanan vaksin tersebut harus di bawah 70 derajat Celcius.
"Untuk program vaksinasi, model kerja samanya mereka akan meminjamkan storage khusus ke daerah yang butuh vaksinasi. Jadi, khusus [vaksin buatan Pfizer, kami harus selektif dan hati-hati memilih daerah yang siap," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/12/2020).
Dengan kata lain, tidak seluruh daerah di dalam negeri akan mengonsumsi vaksin buatan Pfizer. Pada saat yang bersamaan, Honesti menilai keterbatasan sistem distribusi vaksin Bio Farma terhadap vaksin Pfizer menjadi tantangan.
Honesti berpendapat masuknya vaksin buatan Pfizer dalam daftar program imunisasi Covid-19 dapat meningkatkan kompetensi Bio Farma.
Seperti diketahui, Pfizer menyatakan bahwa data awal dari uji klinis tahap III vaksin buatan Pfizer yang melibatkan 44.000 relawan memiliki efikasi hingga 90 persen. Adapun, uji klinis tersebut dilakukan di Amerika Serikat, Argentina, Brasil, dan Jerman.
Baca Juga
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I sekaligus Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat bersama Komisi IX pekan lalu menyebut pemerintah akan segera menghubungi produsen vaksin Moderna asal Amerika Serikat itu untuk melakukan pemesanan.
Adapun yang sudah pasti dipesan saat ini dari dua produsen, yakni vaksin Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis dan vaksin Novavax 30 juta dosis.
Budi juga memastikan pemerintah berpotensi untuk pengadaan vaksin sebanyak 116 juta dosis. Terdiri dari vaksin Pfizer potensinya sebanyak 50 juta dosis, AstraZeneca 50 juta dosis, dan Covax atau Gavi 16 juta dosis.
"Sehingga, totalnya firm order dan potensi yang sudah kami persiapkan untuk tahun depan sudah ada 271 juta dosis vaksin. Ini sedikit di atas 246 juta dosis vaksin yang dibutuhkan," katanya.