Bisnis.com, JAKARTA – Eksportir memperkirakan ekspor sejumlah produk manufaktur bisa tumbuh pada tahun depan. Meski demikian, logistik yang belum pulih dikhawatirkan akan menjadi pengadang.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno menyebutkan permintaan pada produk manufaktur seperti otomotif, kertas, sepatu, tekstil, dan furnitur berpeluang menikmati kenaikan permintaan seiring proyeksi pemulihan ekonomi.
“Permintaannya akan naik. Hanya saja logistik dan pengangkutan belum tumbuh mengikuti permintaan,” kata Benny saat dihubungi, Minggu (27/12/2020).
Kendala logistik ini pun dikhawatirkan bakal memengaruhi proses impor bahan baku penolong atau modal yang diperlukan industri pengolahan berorientasi ekspor maupun yang berfokus pada pemenuhan konsumsi domestik.
Hal senada disampaikan pula oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie yang memperkirakan ekspor produk sepatu pada 2021 bisa melampaui pertumbuhan pada 2020. Untuk tahun ini, ekspor produk sepatu diperkirakan bisa tumbuh sampai 7 persen.
“Tahun depan kalau tidak ada masalah dengan Covid-19, kami optimistis bisa di atas pertumbuhan saat ini,” kata Firman.
Baca Juga
Namun Firman menyoroti kelangkaan kontainer yang masih menjadi kendala sampai saat ini. Selain menghambat kedatangan bahan baku, dia mengatakan aktivitas ekspor cukup terganggu ketika permintaan pada akhir tahun cenderung naik.
“Kami tidak tahu kapan akan pulih, tetapi harapan kami ketika pasar sudah pulih atau perdagangan kembali normal kelangkaan kapal dan kontainer bisa teratasi,” lanjutnya.
Firman menyebutkan kebutuhan impor bahan baku penolong memang cenderung turun pada 2020 meski dia tidak bisa memastikan berapa besaran penurunannya. Dia menjelaskan penurunan terjadi karena pelemahan konsumsi domestik dan pengadaan bahan baku sejauh ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang masih tumbuh.