Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Oleokimia Proyeksi Ekspor 2021 Tumbuh Hingga 22 Persen

Industri oleokimia masih harus menghadapi sejumlah tantangan yang berkaitan seberapa cepat pemulihan ekonomi dari negara-negara tujuan ekspor utama produk oleochemical Indonesia, seperti India, China, Eropa, dan Pakistan.
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) memproyeksikan pasar domestik dan ekspor semakin positif pada 2021. 

Di pasar ekspor tahun depan diperkirakan volume akan tumbuh berkisar 17-22 persen sehingga rata-rata volume ekspor oleokimia Indonesia akan berada di kisaran 364.000 sampai 379.000 ton per bulan.

Ketua Umum APOLIN Rapolo Hutabarat mengatakan dengan proyeksi di atas, volume ekspor oleokimia pada 2021 akan berada di kisaran 4,3-4,6 juta ton. 

Sementara pasar domestik yang saat ini berada pada 150.000 ton per bulan, untuk tahun depan diperkirakan akan tumbuh 10-12 persen sehingga volume serapan di dalam negeri berada pada kisaran 165.000-168.000 ton per bulan.

"Permintaan global dan domestik tentu sangat dipengaruhi seberapa cepat pemulihan ekonomi di berbagai negara akibat adanya pandemi Covid-19," katanya, Jumat (25/12/2020).

Sementara itu, pada tahun depan Rapolo menjelaskan industri oleokimia tidak terlepas dari sejumlah tantangan yang berkaitan seberapa cepat pemulihan ekonomi dari negara-negara tujuan ekspor utama produk oleochemical Indonesia, seperti India, China, Eropa, dan Pakistan. 

Alhasil, jika pemulihan ekonomi negara-negara utama tujuan ekspor tersebut dapat segera pulih, maka ada harapan yang positif atau permintaan produk oleokimia nasional akan tetap tumbuh positif.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Rapolo menyebut masih diperlukan bersinergi dengan pemangku kepentingan lain termasuk pemerintah. Sebagai contoh, diplomat di berbagai belahan untuk senantiasa mengkampanyekan industri sawit Indonesia secara umum dan oleokimia secara khusus. 

"Untuk upaya ini kami dari APOLIN akan membangun komunikasi dengan fungsi ekonomi kita di berbagai KBRI," ujarnya. 

Selain itu, menurut Rapolo, APOLIN tentu sangat mengharapkan dukungan dari pemerintah berupa konsistensi regulasi baik dari sisi pungutan ekspor, adanya tax holiday, dan tax allowance serta harga gas industri US$6 per MMBTU. 

Konsistensi berbagai regulasi tersebut akan memberikan kepastian bagi investor untuk menanamkan modalnya di sektor hilir kelapa sawit di Indonesia.

Saat ini, ada beberapa perusahaan yang sudah beroperasi di Indonesia dan menghubungi APOLIN yang menyatakan niat untuk investasi di sektor oleokimia. 

"Komitmen ini belum bisa kami proyeksikan nilai investasinya. Para investor baik yang baru maupun perluasan biasanya akan memanfaatkan fasilitas tax holiday dan tax allowance, dan lazimnya pengalaman selama ini pihak pemerintah akan mengundang industri untuk menampung berbagai masukan," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper