Bisnis.com, JAKARTA – Untuk melayani permintaan terigu dengan harga terjangkau bagi pelanggan di wilayah Sumatera dan kawasan Indonesia Timur, PT Bungasari Flour Mills Indonesia menanamkan investasi sebesar US$90 juta.
Terbagi atas, US$75 juta untuk pembangunan pabrik di Kawasan Industri Medan di atas tanah seluas 6,2 hektare, serta US$15 juta untuk pembangunan pabrik Bungasari dengan luas 1,9 hektare di Kawasan Pergudangan dan Industri Parangloe Indah, Makassar.
President Director PT Bungasari Flour Mills Indonesia Budianto Wijaya mengatakan, tujuan utama pembangunan dua pabrik ini untuk meningkatkan kapasitas produksi serta menjamin ketersediaan pasokan bagi pelanggan.
“Kehadiran pabrik ini juga meningkatkan efisiensi sisi logistik guna melayani permintaan terigu di wilayah Sumatra dan kawasan Indonesia Timur,” ujarnya, melalui siaran pers yang diterima Selasa (22/12/2020).
Lebih lanjut Budianto menjelaskan, sejak kali pertama didirikan pada tahun 2012, komitmen Bungasari selalu konsisten. Salah satunya adalah terus berekspansi dan mengembangkan kapasitas pabrik, guna memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
Dia berharap pabrik pertama Bungasari di Sumatra ini dapat memenuhi permintaan pasar dengan target utilisasi mencapai 50 persen dan dapat terus meningkat di masa mendatang. Sementara itu, keberadaan pabrik pertama Bungasari di Makassar juga dapat meningkatkan penetrasi produk-produk Bungasari ke berbagai kota di belahan timur Indonesia.
Baca Juga
Dua pabrik di dua kawasan berbeda ini menjamin kontinuitas pasokan dan memangkas rantai logistik, yang sebelumnya berasal dari pabrik Bungasari di Cilegon, Banten. Terlebih kapasitas Bungasari di Cilegon sudah penuh.
Apalagi saat ini, masih belum banyak produsen terigu yang mampu melayani permintaan dalam kapasitas besar di kawasan tersebut. “Kehadiran pabrik-pabrik baru di Makassar dan Medan ini akan mendongkrak peningkatan efisiensi pasokan dalam menjangkau lebih banyak lagi pelanggan,” terangnya.
Kendati berhasil mencapai target waktu penyelesaian pembangunan pabrik, pandemi Covid-19 juga turut berdampak pada Bungasari. Pasokan peralatan serta sumber daya manusia yang terlibat dalam pengerjaan pabrik sempat tersendat, imbas kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Namun, dengan semangat untuk terus menjangkau pelanggan di berbagai pelosok negeri, dua pabrik yang dilengkapi teknologi canggih dan mesin teranyar pada sistem pengolahan gandum ini, telah siap beroperasi jelang tutup tahun 2020.
Menurutnya, proyek pembangunan pabrik kami tertunda sampai enam bulan. Namun saat ini proyek tersebut tetap dapat dituntaskan dengan baik. Sejak akhir September 2020, proses produksi berbagai produk tepung terigu Bungasari untuk kemasan 25 kg, telah dilakukan di dua pabrik baru tersebut.
“Pada tahun depan kami juga berharap, pabrik-pabrik baru ini sudah dapat memproduksi semua varian terigu milik Bungasari,” tuturnya.