Bisnis.com, CILEGON - PT Bungasari Flour Mills Indonesia optimistis masih mampu mencapai pertumbuhan produksi maupun pemasaran produk tepung terigu hingga dua digit, di tengah tren penurunan konsumsi domestik.
Presiden Director PT Bungasari Flour Mills Indonesia Budianto Wijaya mengatakan pada tahun lalu pihaknya mampu memroduksi tepung terigu sekitar 350.000 metrik ton (MT). Pada tahun ini, pihaknya menganggarkan produksi bisa mencapai 400.000 MT.
Target produksi atau pemasaran itu bertumbuh sekitar 14,29% dibandingkan realisasi tahun lalu.
"Saat ini masih sesuai dengan target," ujarnya di sela - sela seremoni produksi perdana pabrik tahap kedua milik Bungasari Flour Mills Indonesia di Cilegon, Rabu (9/8/2019).
Budianto mengakui bahwa pada paruh pertama tahun ini pertumbuhan konsumsi tepung terigu nasional melambat, yakni di kisaran satu persen. Kondisi serupa, jelasnya, kemungkinan masih akan terjadi pada semester II/2019.
Menurutnya, hal itu cukup dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang tidak begitu kondusif dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Pada saat yang sama, harga komoditas juga dinilai belum begitu baik.
Namun, Budianto memperkirakan permintaan tepung terigu pada tahun depan akan kembali meningkat.
"Seringnya seperti itu [pertumbuhan melambat], tetapi kemudian tahun depan akan naik lagi hingga kisaran 10%. Secara rata-rata, dalam 10 tahun terakhir masih tumbuh 5% [pasar tepung terigu]," katanya.
Budianto mengatakan pihaknya terus mengembangkan kapasitas produksi. Bungasari Flour Mills Indonesia, mulai mengoperasikan pabrik tahap kedua di Cilegon, Banten.