Bisnis.com, JAKARTA- PT Delameta Bilano menargetkan menjadi perusahan multiekosistem sistem transportasi nomor satu di Indonesia pada akhir 2021. Delameta menggarap sistem transportasi jalan tol, pelabuhan, Trans Jakarta, dan parkir.
Dalam sistem pembayaran jalan tol, Delameta yang saat ini memegang 21 ruas menargetkan ruas tol kelolaannya meningkat menjadi 32 ruas di akhir 2021. Saat ini, sistem pembayaran tol Delameta antara lain terpasang di ruas tol Jagorawi, Jakarta-Tangerang, Bogor Outer Ring Road, Palimanan-Kanci, Depok-Antasari dan 17 ruas tol lain termasuk ruas tol Balikpapan-Samarinda untuk Ibu Kota Baru dan ruas tol Pekanbaru-Dumai yg beberapa waktu lalu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Presiden Direktur Delameta Bayu Wicaksono menerangkan, keunggulan Delameta yang tidak dimiliki pemain lain adalah kemampuan untuk memproduksi sendiri peralatan berikut sistemnya melalui serangkaian riset yang dilakukan di dalam negeri dan mengedepankan kandungan lokal, bukan mengimpor barang jadi.
Delameta, kata dia, memproduksi sebagian besar sistem pembayaran tol dari hulu ke hilir, yang terdiri atas automatic vehicle classification (AVC), loop vehicle sensor, collecting terminal machine, infra merah, palang atau lane barrier system, electronic toll collection (ETC), CCTV, variable message sign (VMS), hingga license plate recognition.
Peralatan tersebut diproduksi Delameta di pabrik Pulogadung, Jakarta dengan kapasitas 400 unit full set system per tahun di mana kandungan lokal peralatan tol Delameta mencapai komposisi di atas 60%. Delameta memproduksi sendiri software, mekanikal mesin, plastik, perangkat keras, artificial intelligence, hingga sistem pengolahan database alat-alat tersebut.
Itu sebabnya, kata dia, Delameta disebut perusahaan teknologi sistem transportasi berbasis riset dalam negeri, bukan sekadar pemain. Delameta melibatkan banyak anak bangsa dalam kegiatan riset untuk memproduksi peralatan sistem transportasi.
“Selain itu, sistem pembayaran tol Delameta menyediakan automatic vehicle classification [AVC], yang menentukan klasifikasi golongan kendaraan secara otomatis sebagai basis pengenaan tarif yang akurat,” kata Bayu di Jakarta.
Bayu menyatakan, Delameta memposisikan diri sebagai penyedia pembayaran tol nasional dan regional. Di dalam negeri, prospek bisnis ini masih sangat menjanjikan, lantaran pemerintah berniat membangun jalan tol sepanjang 2.500 kilometer hingga 2024. Pembangunan tol di Indonesia sudah masuk tahap modernisasi, yang salah satunya terlihat pada perubahan pembayaran tol dari tunai menjadi nontunai, sehingga membutuhkan alat-alat Delameta.
Di regional, kata dia, pembangunan jalan tol terus bergulir. Delameta akan meneken kerja sama dengan pemain Singapura dan Malaysia untuk memasok peralatan tol ke dua negara tersebut. Delameta juga berencana memasok produk sistem pembayaran ke Thailand, Timor Leste, hingga Australia.
Sementara itu, di sistem pembayaran pelabuhan, Delameta saat ini menyediakan sistem pembayaran akses (gate pass) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Sistem ini terdiri atas reader, AVC sensor, automatic lane barrier (ALB), customer display panel (CDB) yang menampilkan tarif, golongan, dan sisa saldo, lalu CCTV lajur.
Delameta, kata dia, telah meneken kontrak pengadaan sistem pembayaran di tiga pelabuhan lainnya, yakni Panjang, Banten, dan Sunda Kelapa. Jumlah ini akan terus bertambah seiring rencana Pelindo II menerapkan sistem pembayaran terpusat di 12 pelabuhan yang dikelola. Delameta akan menjadi integrator sistem pembayaran di 12 pelabuhan itu.
Di sistem transportasi massal, Delameta memasang alat pembayaran (reader) di bus Metro Trans milik Trans Jakarta, yang mampu menampilkan waktu dan nilai transaksi secara real time. Alatnya yang bernama Enco Bus bisa menerima pembayaran QR based, seperti Doku, Link Aja, Dana, hingga Gopay maupun card based yang terdiri dari e-money Mandiri, Bank DKI, BTN, Bank BCA, Bank BRI, Bank Mega, BNI, dan Nobu.
Adapun di sistem parkir, Delameta mengelola pembayaran parkir nontunai terminal Angkasa Pura Kargo di Soekarno Hatta.
Setelah menjadi nomor satu di Indonesia, Bayu melanjutkan, Delameta menargetkan menjadi menjadi perusahan multiekosistem sistem transportasi nomor satu di Asia Tenggara pada akhir 2022 dan nomor satu di Asia Pasifik akhir 2023.