Bisnis.com, JAKARTA – International Labour Organization memperkirakan badai ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah memusnahkan 81 juta pekerja di seluruh Asia Pasifik, terutama bagi wanita dan anak muda.
“Covid-19 telah memberikan pukulan telak pada pasar kerja di kawasan tersebut. Rendahnya cakupan jaminan social dan terbatasnya kapasitas institusi di banyak negara di Asia Pasifik mempersulit perusahaan dan para pekerja untuk bangkit lagi,” kata Direktur Asia Pasifik ILO Chihiko Asada, dikutip dari Bloomberg, Rabu (16/12/2020).
Laporan ILO menunjukkan pekerjaan di Asia Pasifik turun 4,2 persen dibandingkan tren sebelum krisis, dengan kesenjangan untuk perempuan sebesar 4,6 persen dan untuk laki-laki 4 persen.
Anak muda menjadi kalangan yang paling terdampak dari sisi pengurangan jam kerja dan kehilangan pekerjaan. Anak muda yang kehilangan pekerjaan 3 hingga 18 kali lebih besar daripada kontribusi mereka dari total pekerjaan.
Tak hanya itu, dengan semakin sedikitnya jam kerja maka rata-rata pendapatan pun turun. Secara umum, pendapatan pekerja turun 9,9 persen pada kuartal awal tahun ini atau setara dengan penurunan 3,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Masih dari laporan yang sama, kesenjangan pekerjaan terbesar berada di Asia Selatan, dimana tingkat pekerjaan pada tahun ini hampir menyentuh 50 juta pekerjaan atau di bawah baseline prakrisis.
Baca Juga
Kesenjangan pekerjaan di Asia Timur diperkirakan mencapai 16 juta pekerjaan, diikuti Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik dengan nilai masing-masing 14 juta dan 500.000 pekerjaan.
“Terlalu banyak pekerja yang masuk ke jurang kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi, pekerja, dan perusahaan kesulitan untuk kembali bangkit dari krisis dan berkontribusi terhadap pertumbuhan kawasan ini,” demikian ditulis dalam laporan ILO ini.