Bisnis.com, JAKARTA - Vaksin virus Corona dari produsen asal China Sinovac Biotech Ltd. menciptakan antibodi di antara 97 persen dari mereka yang diuji coba pada tahap akhir di Indonesia.
Namun, juru bicara perusahaan mengatakan kemanjurannya belum ditentukan.
Dilansir Bloomberg, Kamis (10/12/2020), klarifikasi tersebut muncul setelah mitra Sinovac di Indonesia, PT Bio Farma, mengatakan bahwa vaksin tersebut telah terbukti 97 persen efektif dalam uji klinis awal.
Ketika ditanya tentang tanggapan Sinovac, Bio Farma mengatakan tingkat kemanjuran akhir akan selesai pada Januari.
Sinovac mengatakan bahwa angka 97 persen mengacu pada tingkat serokonversi, yang terpisah dari kemanjuran vaksin. Tingkat serokonversi yang tinggi tidak selalu berarti bahwa vaksin secara efektif melindungi orang dari Covid-19.
Perusahaan yang berbasis di Beijing dan mitranya masih menganalisis data dari uji coba Fase III yang lebih besar di Brasil, di mana mereka berharap mendapatkan indikasi seberapa efektif suntikan tersebut berdasarkan sekitar 60 kasus Covid-19.
Baca Juga
Namun, dosis telah diberikan kepada ratusan ribu orang secara lokal di bawah program penggunaan darurat China. Hal itu telah menimbulkan keprihatinan di antara para ilmuwan tentang potensi risiko dalam penggunaan suntikan yang keamanannya belum dipastikan secara menyeluruh.
Pfizer Inc. bulan lalu mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkannya bersama dengan BioNTech SE memiliki tingkat perlindungan lebih dari 90 persen.
Tingkat kemanjuran yang tinggi ini juga terlihat pada vaksin Moderna Inc., yang menggunakan teknologi mRNA serupa. Sedangkan vaksin AstraZeneca Plc yang dikembangkan dengan Universitas Oxford, analisis awalnya menunjukkan suntikan itu menghentikan rata-rata 70 persen peserta dari virus.
Vaksin Sinovac mengandalkan versi tidak aktif dari novel coronavirus untuk mengajari sistem kekebalan manusia mengenali dan menghancurkan virus yang asli.
Ini adalah metode yang banyak digunakan dalam vaksin untuk melawan banyak penyakit lain seperti hepatitis, flu, dan polio.
Sementara jumlah luar biasa yang diposting oleh vaksin mRNA eksperimental akan sulit untuk ditiru, regulator obat dan Organisasi Kesehatan Dunia masih mempertimbangkan vaksin yang layak jika dapat melindungi setidaknya 50 persen orang dari tertular Covid-19.