Bisnis.com, JAKARTA - Kelangkaan kontainer kosong untuk kebutuhan ekspor menjadi pelajaran Indonesia untuk mulai memaksimalkan industri pengolahan dalam negeri. Dengan demikian, dalam jangka panjang Indonesia dapat menjadi hub internasional.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menuturkan kunci agar Indonesia tidak kekurangan kontainer adalah dengan menjadikan pelabuhan di Indonesia sebagai hub internasional. Sementara itu, kendala utama Indonesia menjadi hub internasional karena secara umum impor dan ekspor yang belum seimbang.
"Jadi selama 6 bulan impor berkurang drastis karena pandemi mengakibatkan stok kontainer menjadi menepis di Indonesia, dan saking tipisnya sehingga ekspor yang memakai kontainer susah mendapatkan kontainer kosong," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (9/12/2020).
Menurutnya ketika hasil alam Indonesia diolah di dalam negeri dan menjadi barang jadi model pengirimannya akan berubah dari yang terbiasa ekspor menggunakan tongkang menjadi kontainer.
Dia mencontohkan ekspor nikel menggunakan tongkang, sementara ketika sudah menjadi baterai, diekspor menggunakan kontainer. Dengan bertambahnya muatan ekspor kontainer Indonesia keseimbangan antara kontainer ekspor dan impor dapat terjadi.
"Sebelum kelangkaan, lebih banyak kontainer impor daripada ekspor, jadi membuat perusahaan pelayaran harus menanggung biaya reposisi kontainer kosong dari Indonesia ke luar negeri, makanya Indonesia tidak bisa menjadi hub internasional," paparnya.
Baca Juga
Padahal terangnya, saat ini kontainer kosong banyak menumpuk di hub-hub internasional dan tidak bisa dibawa ke Indonesia karena impor yang masih rendah. Dia menegaskan dengan mengubah Indonesia menjadi hub internasional maka kelangkaan kontainer dapat dihindarkan.
"Jadi semakin cepat Indonesia melakukan hilirisasi mineral dan hasil SDA lainnya, semakin berimbang kontainer yang dipakai untuk ekspor dan impor. Ujungnya, Indonesia dapat menjadi hub internasional," urainya.