Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkomitmen untuk terus memantau efektivitas berbagai program pemulihan ekonomi nasional (PEN) terhadap kesejahteraan masyarakat maupun keberlangsungan perekonomian.
“Tentu dalam hal ini kami akan melihat apakah efektivitas dari program ini betul-betul mencapai kepada masyarakat atau perekonomian,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (8/12/2020).
Sri Mulyani menyebutkan pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp695,2 triliun untuk program-program PEN sepanjang tahun ini dalam rangka memberi dorongan kepada masyarakat dan ekonomi dari tekanan akibat pandemi.
“Ini yang dilakukan untuk 2020 nilainya mencapai mendekati Rp700 triliun yaitu Rp695,2 triliun. Kami melakukan tracking terhadap kemajuan dari seluruh instrumen keuangan negara ini,” ujarnya.
Dalam program PEN itu, terdapat enam fokus bidang yaitu kesehatan dengan anggaran Rp97,26 triliun, perlindungan sosial Rp234,33 triliun sektoral K/L dan Pemda Rp65,97 triliun, UMKM Rp114,81 triliun, pembiayaan korporasi Rp62,22 triliun, dan insentif usaha Rp120,6 triliun.
Menurutnya, program PEN tersebut telah mampu membuat perekonomian menjadi lebih baik yang dibuktikan dengan terjadinya momentum pembalikan pertumbuhan di beberapa sektor pada kuartal III.
Baca Juga
Beberapa sektor yang mengalami pembalikan meski masih di zona negatif pada kuartal III adalah industri pengolahan, perdagangan, transportasi, pergudangan, konstruksi, serta akomodasi.
Sementara itu, realisasi program PEN telah mencapai Rp431,54 atau 62,1 persen dari pagu per 25 November 2020 sehingga pertumbuhan kuartal III membaik dari minus 5,34 persen menjadi minus 3,49 persen.
Sri Mulyani pun berharap momentum pembalikan ini bisa bertahan di kuartal berikutnya sehingga pemulihan secara penuh terhadap ekonomi Indonesia mampu tercapai.
“Dengan berbagai upaya ini kita melihat pada kuartal III perekonomian sudah mulai terjadi pembalikan. Pembalikan ini tentu diharapkan bisa bertahan,” tegasnya.