Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan konektivitas infrastruktur dinilai berdampak positif bagi perkembangan sektor properti terutama kenaikan harga rumah.
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan anggaran infrastruktur tahun depan dalam APBN naik 47,2 persen dari Rp281,1 triliun menjadi Rp413,8 triliun. Peningkatan anggaran ini dapat berdampak langsung pada perkembangan properti pada daerah-daerah satelit.
Marine menuturkan berdasarkan Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), terjadi kenaikan indeks harga properti pada area-area yang dilintasi oleh jalur tol ataupun kereta.
"Di Depok dan Tangerang Selatan misalnya, meski indeks harganya secara umum menurun, tetapi [harga rumah di] beberapa kecamatan yang dilalui jalur kereta dan tol naik," ujarnya pada Senin (7/12/2020)
Dia mencontohkan saat indeks harga Depok kuartal III/2020 secara keseluruhan turun 2,61 persen yoy, di kecamatan-kecamatan yang dilewati dekat dengan jalur tol baru justru naik. "Seperti Cimanggis naik 9 persen, Limo 4 persen, dan Cinere 3 persen. Sementara itu, Cinangka di Kecamatan Sawangan, Depok, naik hingga 35 persen," ucapnya.
Lalu sejumlah kecamatan di Tangerang Selatan yang berada di sekitar tol Cinere-Serpong juga naik seperti Pondok Cabe 6 persen, Serpong 12 persen, dan Pamulang 19 persen.
Sementara itu, pembangunan sarana transportasi massal seperti mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT) terus berjalan. "Tersedianya sarana MRT, LRT, juga jalur komuter menjadi daya tarik bagi konsumen properti di Jabodetabek," kata Marine.
Dia menunjuk pada langkah Adhi Commuter—anak perusahaan BUMN PT Adhi Karya—yang membangun 10 apartemen dengan bendera LRT City di sepanjang jalur LRT di Jabodetabek seiring pembangunan LRT yang masih berjalan.
Begitu pula dengan Perum Perumnas yang sebelumnya bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sudah lebih dahulu mengembangkan tiga hunian berkonsep transit oriented development (TOD) di jalur kereta rel listrik (KRL).
"Transportasi umum menjadi jauh lebih nyaman dan terkoneksi, ini membuat minat konsumen dalam membeli properti bergeser. Kini mereka tak lagi keberatan membeli properti di lokasi yang agak jauh dari Jakarta, asalkan dekat dengan transportasi umum seperti KRL, Trans Jakarta, ataupun LRT dan MRT," lanjutnya.
Marine menilai langkah pemerintah yang terus menitikberatkan pembangunan infrastruktur konektivitas membuat konsumen semakin yakin bahwa properti di sekitar transportasi umum memiliki prospek yang bagus.