Bisnis.com, JAKARTA — PT Indofarma Tbk. mencatatkan kinerja yang moncer untuk alat kesehatan (alkes) pada tahun pandemi ini. Hal itu didorong berbagai produk baru untuk penanganan Covid-19.
Direktur Utama PT Indofarma Tbk. Arief Pramuhanto mengatakan perseroan memiliki sejumlah produk seperti alat rapidtest antibodi dan antigen, PCR test, dan berbagai perangkat pelindung diri misalnya masker dan APD.
"Jika di segmen farma [obat] peningkatan mengimbangi penurunan di obat non Covid-19, kalau di alkes memang naik sampai tiga digit," katanya kepada Bisnis, Jumat (4/12/2020).
Peningkatam tersebut memang tergambar melalui laporan keuangan perseroan per September 2020. Berdasarkan segmentasi produk, pendapatan perseroan dengan sandi saham INAF memang masih didominasi oleh penjualan obat ethical di pasar lokal yang mendominasi sekitar 58,82 persen dari total pendapatan. Segmen itu turun tipis atau sebesar 5,14 persen secara tahunan.
Adapun, segmen penjualan alkes, diagnostik dan lainnya di dalam negeri meningkat pesat 182,04 persen secara tahunan menjadi Rp286,75 miliar. Kenaikan penjualan juga dibarengi segmen pendapatan dari produk obat ethical yang dijual ke pasar luar negeri yang meroket 385,84 persen menjadi Rp4,42 miliar.
Sementara itu, perseroan mengaku akan selalu siap untuk kembali memproduksi maupun meng-upgrade setiap alkes kaitanya dengan penanganan Covid-19.
Baca Juga
"Misal ke depan tidak perlu lagi yang rapid test antibodi tetapi antigen saja atau PCR yang perlu hasil dalam waktu singkat atau dua jam saja dan berbagai teknologi baru lainnya ," ujar Arief.
Selain itu, produk unggulan Indofarma dalam penanganan Covid-19 lainnya yakni mobile diagnostic real time PCR guna pengetesan Covid-19 seharga Rp6 miliar dengan kapasitas tes yang bisa dilakukan sebanyak 200-250 per hari.
Arief mengatakan dengan mobile diagnostic tersebut, perseroan memungkinkan harga untuk setiap tes PCR sekitar Rp500.000-Rp600.000. Hasil test pun dapat diterima dalam 24 jam.
"Sejauh ini mobile diagnostic banyak dikerjasamakan dengan pemerintah daerah walau swasta juga boleh jika berminat, satu set mobile ini sekitar Rp6 miliar," katanya.
Arief mengemukakan pada setiap mobile diagnostic perseroan memfasilitasi RT PCR dengan ekstraksi asam nucleat dan fasilitas pressure negative. Saat ini, Indofarma pun mampu memproduksi 10 unit per bulan.