Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick : Holding BUMN Pariwisata Tetap Libatkan Swasta

Pembentukan holding BUMN pariwisata membutuhkan eksplorasi kerja sama dengan sejumlah pihak untuk memaksimalkan rantai industri di ekosistem pariwisata.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menerima panggilan telepon saat acara peringatan 25 Tahun initial public offering (IPO) Telkom di Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menerima panggilan telepon saat acara peringatan 25 Tahun initial public offering (IPO) Telkom di Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Pembentukan holding BUMN pariwisata dan pendukung diklaim akan melibatkan mitra swasta dalam pengembangan value chain klaster pariwisata dan pendukung 

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kondisi pariwisata tengah dihadapkan kepada persoalan pandemi dan persaingan pariwisata. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan untuk eksplorasi kerja sama dengan sejumlah pihak.

“Mengenai aksesibilitas kami sudah menyiapkan bandara seaport, ada Garuda dan Lion Air untuk optimalisasi rute dan frekuensi termasuk pengenalan produk untuk meningkatkan gairah pariwisata," urainya, Jumat (27/11/2020).

Erick pun menjabarkan dalam kondisi saat ini penyebaran lalu lintas domestik belum merata dan rute internasional masih bersifat destinasi akhir bukan sebagai hub. Dia pun berharap rute internasional ini pun dapat menjadi hub

Erick menjelaskan pembentukan holding yang sudah dirataskan bersama Presiden RI Joko Widodo serta para menteri juga hadir dan sudah disetujui.

Dia memerinci pembentukan holding ini tidak lain untuk perbaikan iklim industri aviasi dan pariwisata sehingga bisa memberikan dampak optimal untuk ekonomi Indonesia. Pembentukan holding juga akan menata bandara dan rute-rute penerbangan untuk meningkatkan konektivitas.

Erick menambahkan jumlah BUMN sudah berkurang menjadi 41 perusahaan dari sebelumnya 142 perusahaan. Kemudian dari 27 klaster BUMN sekarang tinggal 12 klaster. Semua klaster itu 12 berdasarkan value chain, jadi tidak hanya berdasarkan bisnisnya saja.

Selain itu Erick menyebutkan dengan adanya holding, fleksibilitas restrukturisasi pengembangan bisnis model menjadi lebih baik.

Dalam holding BUMN pariwisata sendiri setidaknya ada 7 BUMN yang menjadi anggota yakni Angkasa Pura (AP) I, AP II, Garuda Indonesia dan turunan, ITDC, TWC, Inna Hotel, and Tour dan Sarinah.

AP 1 dan AP II bertugas menggarap manajemen bandara di masing-masing wilayah. Garuda Indonesia dan anak usahanya mengurusi pelayanan penerbangan.

Lalu, ITDC bertanggung jawab mengembangkan destinasi wisata seperti Mandalika, Labuan Bajo dan lainnya, termasuk sebagai content creator untuk pariwisata.

Kemudian untuk Hotel Indonesia membantu travel manajemennya sendiri sedangkan TWC bertanggungjawab dalam pengembangan pariwisata berbasis heritage seperti candi, atraksi kultur, produk kerajinan lokal, dan lain sebagainya

“Tapi kami tidak menara gading, kami tetap libatkan swasta,” tekannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper