Bisnis.com, JAKARTA - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengungkapkan terkendala penyelenggaraan logistik untuk dapat berkembang. Dibutuhkan, distribusi mumpuni guna mengurangi beban bisnisnya dan berkembang.
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan pelaku UMKM perlu memahami pengelolaan logistik untuk peningkatan daya saing. Pelaku UMKM juga menghadapi masalah pengemasan agar produk dapat sampai dalam kondisi yang baik hingga ke konsumen domestik maupun luar negeri.
"Salah satu masalah dalam inbound logistics adalah ketergantungan terhadap bahan baku yang sebagian besar adalah impor dan volumenya yang kecil. Sementara, masalah outbound logistics terutama proses pengiriman produk terutama tujuan ekspor," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (26/11/2020).
Dia menyarankan para pelaku UMKM berkolaborasi dalam proses logistiknya agar mencapai ekonomi skala. Kebutuhan konsolidasi ini menjadi peluang dan tantangan bagi perusahaan penyedia jasa logistik.
Senior Consultant SCI Widia Erlangga menyebutkan kontribusi Industri Kecil Menengah (IKM) mendominasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 57 persen PDB dan berkontribusi dalam ekspor nasional sebanyak 16 persen.
"Kebutuhan utama IKM adalah permodalan, bahan baku, alat produksi, dan pasar hasil produksi. Sebagian besar bahan baku yang dibutuhkan oleh IKM/UMKM menggunakan bahan baku impor maupun lokal," katanya.
Baca Juga
Senada dengan Setijadi, Widia yang juga menjabat Sekjen Asosiasi Pengusaha Industri Kecil Menengah Indonesia (APIKMI) menyatakan IKM/UMKM memerlukan konsolidator untuk kebutuhan bahan baku.
Para pelaku IKM/UMKM juga memerlukan operator yang kompetitif untuk logistik pengiriman hasil produksinya. Para pelaku dapat bekerja sama dengan perusahaan kurir, perusahaan freight forwarding, dan perusahaan konsolidator laut maupun udara.