Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faisal Basri Proyeksi Ekonomi RI Kuartal Pertama 2021 Masih Negatif

Kontraksi ekonomi Indonesia ini akan berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.
Pakar Ekonomi Faisal Basri memberikan paparan dalam diskusi bertajuk Roadmap Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia, di kantor pusat PLN, Jakarta, Selasa (10/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pakar Ekonomi Faisal Basri memberikan paparan dalam diskusi bertajuk Roadmap Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia, di kantor pusat PLN, Jakarta, Selasa (10/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Senior Institute for Development of Economics (Indef) Faisal Basri memproyeksikan kontraksi ekonomi Indonesia masih akan berlanjut hingga kuartal I/2021.

Bahkan, menurutnya, kontraksi ekonomi Indonesia ini akan berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.

"Jika dilihat akibat pandemi ini, kita baru akan positif di triwulan II tahun depan, triwulan I tahun depan masih minus," katanya, Kamis (26/11/2020).

Hal ini dikarenakan pengendalian pandemi Covid-19 yang belum dilakukan secara optimal oleh pemerintah hingga saat ini dan di sisi lain, ketersediaan vaksin masih belum dapat dipastikan, sehingga ketidakpastian pada 2021 diperkirakan masih akan tinggi.

Di samping itu, Faisal mengatakan pandemi Covid-19 di Indonesia juga masih belum mencapai puncak. Dia memperkirakan virus corona akan mencapai puncaknya pada Januari 2020.

Adapun secara keseluruhan, Indef memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2021 hanya akan mencapai level pertumbuhan sebesar 3 persen, lebih rendah dari proyeksi pemerintah sebesar 5 persen.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad faktor utama yang akan menentukan proses pemulihan dan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan adalah pandemi Covid-19.

Tingginya ketidakpastian ini masih akan menahan konsumsi masyarakat kelas menengah ke atas sehingga konsumsi secara keseluruhan masih akan tertekan pada 2021.

"Ini faktor utamanya karena Covid-19, ini tetap menahan belanja kelas menengah sehingga masih menghantui kelas menengah melakukan konsumsi, konsumsi ini kan sekitar 56-57 persen sumbangannya ke domestik kita," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper