Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian mencatat hingga saat ini baru 425 industri yang masuk dalam platform Indonesia Smart Textile Industry Hub atau ISTIH. Padahal platform tersebut dirilis guna mengoptimalisasi pengawasan data produksi dan konsumsi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Elis Masitoh mengatakan pemerintah saat ini terus mendorong agar lebih banyak pelaku usaha TPT yang masuk dalam ISTIH. Pasalnya saat ini ada sekitar 6.000 pelaku usaha TPT di seluruh Indonesia.
"ISTIH ini bukan hanya platform yang mendata produksi hulu dan hilir tetapi dashboard TPT yang realtime dengan sistem marketplace untuk B2B," katanya dalam webinar Simposium Towards Responsible Supply Chain, Kamis (26/11/2020).
Baca Juga
Elis mengemukakan ISTIH akan terus dioptimalisasi guna melancarkan target subtitusi impor industri TPT hingga 35 persen pada 2023 nanti. Tak hanya itu, ISTIH juga memungkinkan pemotongan rantai pasok bahan baku untuk industri kecil yang biasanya harus membeli melalui agen atau pedagang.
Alhasil, persoalan kontinuitas bahan baku industri hilir hingga keterbatasan akses dan informasi produsen hulu akan teratasi melalui ISTIH yang menjembatani keperluan industri. Di dalam ISTIH saat ini juga terdapat 150 industri produsen APD, masker, dan bahan baku masker.
"Pengembangan ISTIH juga akan membantu industri TPT dalam melakukan revolusi atau setting ulang akibat pandemi sehingga kita bisa mendudukkan kembali sebenarnya berapa kebutuhan impor kita yang memang tidak bisa dipenuhi dalam negeri," ujar Elis.