Bisnis.com, JAKARTA — Pada tahun ini, dua industri fashion akan bergerak berjauhan. Volume produksi alas kaki diramalkan bergerak di zona hijau, sedangkan produksi tekstil dan produk tekstil di zona merah.
Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyatakan bahwa hal tersebut didorong oleh pabrikan berorientasi ekspor. Selain itu, Aprisindo mendata utilisasi pabrikan mulai bergerak naik per September 2020.
"Minimal sama dengan tahun lalu [di level] US$4,4 miliar, tapi kami masih yakin [setidaknya] bisa positif sekitar 5 persen," ujar Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie kepada Bisnis, Kamis (8/10/2020).
Sementara itu, Firman belum mendapatkan data produksi pabrikan berorientasi lokal. Walakin, dia menilai kebijakan kegiatan belajar mengajar tatap muka yang dilakukan sebagian sekolah di Jawa Tengah bisa menjadi katalis positif.
Selain itu, Firman menilai permintaan pasar pada Natal dan tahun baru dapat merangsang pergerakan permintaan di dalam negeri. "Itu harapan terakhir pada tahun ini."
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Rakhman menyatakan bahwa utilisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) saat ini telah berada di kisaran 60 persen. Namun, lanjutnya, pertumbuhan volume produksi industri TPT nasional masih akan terkontraksi sekitar 1 persen.
Baca Juga
Rizal menilai penanganan penyearan Covid-19 masih menjadi kunci utama peningkatan pertumbuhan produksi. Pasalnya, percepatan penanganan Covid-19 dinilai dapat meningkatkan daya beli konsumen yang pada akhirnya menggerakkan utilisasi pabrikan.
Alhasil, Rizal meramalkan utilisasi industri TPT baru akan membaik paling cepat pada kuartal I/2021 atau kuartal II/2021. Adapun, katalis perbaikan utilisasi tersebut datang dari komersialisasi vaksin Covid-19 dan penerbitan safeguard produk garmen.
"Memang perlu waktu [agar utilisisai industri TPT nasional kembali membaik], tapi saya pikir ini isu kesehatan perlu diselesaikan terlebih dahulu," ucapnya.