Bisnis.com, JAKARTA — PLN segera melakukan waterbreaking alias peletakan batu pertama proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat pada bulan depan.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Mega Proyek PT PLN (Persero) Ikhsan Asaad dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (25/11/2020).
"Karena [peletakan batu pertama] di atas waduk kami istilahkan waterbreaking. Kami rencanakan waterbreaking 17 Desember," ujar Ikhsan.
PLTS Cirata dikembangkan oleh joint venture anak perusahaan PLN, yakni PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), dengan Masdar. Masdar merupakan perusahaan energi baru terbarukan (EBT) berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Porsi saham mayoritas tetap dimiliki PJB, yakni sebesar 51 persen dan sisanya dimiliki Masdar.
Proyek dengan total kapasitas 145 megawatt peak (MWp) ini akan menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara, setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.
Kerja sama PJB dan Masdar telah dituangkan pada kesepakatan perjanjian jual beli dengan investasi senilai US$129 juta yang ditandatangani pada 12 Januari 2020 di Abu Dhabi. Adapun harga jual listrik yang disepakati mencapai US$5,8179 sen per kWh.
Baca Juga
Pembangkit ini akan dibangun di atas Waduk Cirata dengan luas area terpakai hampir 240 hektare. Kontruksinya direncanakan memakan waktu sekitar 16 bulan dan ditargetkan beroperasi penuh pada 2022.
Selain Cirata, Ikhsan mengatakan bahwa PLN juga berencana mengembangkan PLTS terapung di waduk-waduk lainnya, seperti di Waduk Saguling, Jawa Barat, dan Waduk Singkarak, Sumatra Barat.