Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memastikan program Kartu Prakerja akan tetap dilanjutkan pada 2021.
Direktur Eksekutif Project Management Officer (PMO) Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp10 triliun untuk program Kartu Prakerja di tahun depan.
"Anggarannya di nota keuangan, belum APBN, Rp10 triliun," katanya, Senin (23/11/2020).
Meski program Kartu Prakerja akan tetap belanjut pada 2021, Denni belum bisa memastikan bentuk program tersebut apakah tetap sama dengan 2020 atau kembali kepada desain awal, yaitu program yang dikhususkan untuk pengembangan kompetensi kerja.
"Kami belum tahu kebijakan yang akan diambil Kemenko Perekonomian, Kemenko pasi akan mendengar penilaian dari ekonom terkait kondisi perekekonomian kita dan dampak pandemi, sehingga akan diputuskan ini masih semi bansos atau kompetensi murni," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, untuk menahan dampak dari pandemi Covid-19, pemerintah mendesain program Kartu Prakerja untuk mengembangkan kompetensi pekerja sekaligus sebagai bentuk bantuan sosial.
Baca Juga
Untuk 2020, Kartu Prakerja diberikan kepada sebanyak 5,59 juta peserta atau penerima manfaat dengan total anggaran sekitar Rp20 triliun.
Program Kartu Prakerja di tahun ini berakhir di gelombang 11, dengan total pendaftar mencapai 43 juta orang.
Ekonom Universitas Gadjah Mada Elan Satriawan menyampaikan, melihat animo yang sangat tinggi, serta untuk mendukung daya beli masyarakat, maka penyaluran bansos harus tetap berlanjut.
"Minimal sampai semester pertama karena dampaknya tidak akan berhenti di akhir [2020] atau awal 2021, jadi hrs diperpanjang," katanya.
Menurutnya, sarana pemberian bantuan sosial masih bisa didiskusikan oleh pemerintah, baik tetap melalui sarana salah satunya Kartu Prakerja, maupun program lain yang bisa diekspansi.