Bisnis.com, JAKARTA– Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan jalan tol layang AP Pettaraniterus siap diresmikan dan dioperasikan.
Ruas tol layang Andi Pangeran (AP) Pettarani adalah sebutan untuk tol Ujung Pandang Seksi 3. Seksi ini terbentang sepanjang 4,3 km dan menghubungkan Kota Makassar dengan Pelabuhan Petikemas Soekarno Hatta Makassar dan Bandara Sultan Hassanudin.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan apresiasi atas peran aktif Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar dalam pembangunan tol layang tersebut.
"Saya sangat menghargai sekali peran Gubernur Sulawesi Selatan. Kita bisa bekerjasama erat karena Pemerintah Pusat datang mendukung inisiatif Pemerintah Daerah, bukan sebaliknya," kata Menteri Basuki dalam siaran persnya Jumat (20/11/2020).
Tol layang AP Pettaraniterus sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Konglomerasi Salim melalui PT Bosowa Marga Nusantara (BMN). Jalan tol ini dioperasikan oleh PT Margautama Nusantara (MUN) melalui anak usahanya PT Makassar Metro Network (MMN)
Tol Layang A.P. Pettarani ini dibangun dibangun di atas jalan nasional A.P. Pettarani tanpa adanya pembebasan lahan. Pembangunan proyek ini terbagi atas 74 span pada Main Line, 9 span pada Ramp On dan 7 span pada Ramp Off dengan jumlah box girder sebanyak 3.044 buah.
Baca Juga
Proyek tol layang sepanjang 4,3 km ini menelan investasi Rp2,24 triliun.
Ruas ini akan melengkapi ruas tol eksisting Jalan Tol Ujung Pandang pada Seksi I, II dan IV yang akan beroperasi dengan sistem terbuka sepanjang 10,4 Km dengan jumlah lajur jalan 2 x 2, lebar 3,50 meter, dan memiliki dua on-off ramp yaitu di Boulevard dan Alauddin. Jalan Tol Layang ini juga akan menjadi salah satu ikon baru kebanggaan Kota Makassar dan seluruh masyarakatnya.
Dengan beroperasinya Tol Layang A.P. Pettarani, diharapkan juga dapat mengurangi waktu tempuh karena pengguna jalan tidak perlu melewati banyak persimpangan di jalan arteri yang sering mengalami kemacetan. Pembangunannya dimulai dari akhir Jalan Tol Seksi 2, tepatnya di Persimpangan Jl. Urip Sumoharjo melewati Persimpangan Jl. Boulevard Panakkukang, Jl. Hertasning dan berakhir sebelum Persimpangan Jl. Sultan Alauddin.
Dalam proses pembangunannya, proyek ini menggandeng berbagai mitra lokal dan internasional yang kompeten dibidangnya yakni PT Wijaya Karya Beton sebagai Kontraktor Utama, Nippon Koei Co., Ltd. dalam Operasi bersama PT Indokoei International dan PT Cipta Strada sebagai Konsultan Supervisi serta PT Virama Karya sebagai Konsultan Pengendali Mutu Independen.