Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerjasama Perdagangan Amerika Serikat-RI Ditarget Capai US$60 Miliar

Hal ini dimungkinkan dengan adanya perpanjangan fasilitas Generalized Systems of Preference (GSP). Kedua negara juga tengah menjajaki kerja sama penguatan perdagangan dalam lima tahun ke depan.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (tengah) di sela-sela KTT G20,  di Hamburg, Jerman, Sabtu (8/7) siang waktu setempat./REUTERS-Markus Schreiber
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (tengah) di sela-sela KTT G20, di Hamburg, Jerman, Sabtu (8/7) siang waktu setempat./REUTERS-Markus Schreiber

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah total perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat (AS) ditargetkan menjadi US$60 miliar dengan adanya penguatan kerja sama melalui fasilitas Generalized Systems of Preference (GSP).

Sementara itu, pada 2019, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar US$ 27,11 miliar. Melihat potensi ini, kedua negara membahas penguatan kerja sama perdagangan lima tahun ke depan.

Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional Arlinda dan Undersecretary US Department of Commerce Joe Semsar membahas kemungkinan penyusunan rencana aksi bersama untuk mewujudkan peningkatan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) hingga dua kali lipat dalam lima tahun ke depan.

"Kedua pihak akan mengidentifikasi langkah konkret dan quick win untuk dikembangkan bersama. Selain itu, USDOC terbuka untuk berbagi best practices bidang perdagangan di AS, antara lain dalam hal promosi ekspor dan berbagi informasi mengenai perdagangan digital," ungkap Arlinda melalui keterangan resmi, Sabtu (21/11/2020).

Adapun pertemuan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Delegasi RI ke AS yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Sejumlah agenda dalam pertemuan tersebut, termasuk pembahasan tindak lanjut keputusan GSP dan eksplorasi langkah peningkatan perdagangan dua arah.

Di masa pandemi ini, ekspor perdagangan ke AS tetap terjaga. Hal ini ditunjukkan oleh surplus perdagangan bagi Indonesia di periode Januari–September 2020 sebesar US$ 7,24 miliar, atau naik 16,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dalam lima tahun terakhir 2015–2019, neraca perdagangan Indonesia selalu mencatatkan surplus terhadap AS dengan tren pertumbuhan 4,68 persen. Pada 2019, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$ 8,58 miliar atau meningkat 3,86 persen dari neraca tahun 2018 dengan US$ 8,26 miliar.

Pada 2019, produk ekspor utama Indonesia ke AS antara lain udang beku, karet alam, alas kaki, ban, produk tekstil, dan ban. Sedangkan
impor utama Indonesia dari AS antara lain kedelai, kapas, serta gandum.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper