Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan potensi pasar digital di Indonesia terus tumbuh menjanjikan sehingga penetrasi pasar internet setiap tahun meningkat signifikan.
“Saya yakin ekonomi digital akan bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru, sektor UMKM juga masih sangat potensial untuk dikembangkan,” kata Jokowi dikutip dari YouTube Google Indonesia, Rabu (18/11/2020).
Saat ini, kata Jokowi, dari 64 juta pelaku UMKM yang ada, baru sekitar delapan juta atau 13 persen saja yang terintegrasi dengan teknologi digital.
Kemudian, dengan reformasi regulasi melalui omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja, dia meyakini UMKM baru akan semakin banyak bermunculan karena kemudahan dalam beragam perizinan.
Pada saat yang sama, akses pembiayaan yang terbuka semakin besar dan pro-UMKM juga menjadi faktor penting dalam mendukung pengembangan UMKM.
Namun, tidak dipungkiri percepatan ekonomi digital juga membutuhkan lebih banyak sokongan talenta atau SDM digitial.
“Kita perlu lebih banyak lagi software developer, kita perlu lebih banyak lagi product designer, dan kita juga memerlukan dukungan content creator sebanyak-banyaknya, karena itu pengembangan SDM IT tidak bisa ditunda-tunda lagi,” ujarnya.
Jokowi menargetkan pada 2035 kebutuhan 9 juta talenta digital nasional bisa terpenuhi melalui beragam program pelatihan.
Untuk memenuhi target tersebut, dia menyatakan tidak bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah tapi harus dilakukan bersama-sama baik oleh pemerintah, perguruan tinggi maupun swasta.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga meminta kepada masyarakat agar memandang kondisi pandemi Covid-19 bukan sekadar sebagai krisis dan terus meratapinya, tetapi juga sebagai peluang besar untuk bertransformasi di pelbagai sektor.
“Krisis yang sedang kita hadapi ini jangan kita ratapi, jangan pula sekadar kita hadapi. Krisis ini harus kita manfaatkan untuk melakukan transformasi besar-besaran untuk melakukan lompatan-lompatan kemajuan,” ujar Jokowi.
Menurutnya, pandemi menjadi momentum Indonesia untuk mengejar ketertinggalan di saat banyak negara maju mengalami kemunduran, salah satunya melalui percepatan pengembangan ekonomi digital.