Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang belum usai membuat kalangan pengembang memasarkan hunian kalangan menengah yang tengah diminati konsumen.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Realestat Indonesia (REI), Paulus Totok Lusida mengatakan saat ini penjualan rumah yang diminati pada rumah menengah dengan harga Rp500 juta sampai Rp1,5 miliar per unit.
"Sekarang penjualan rumah yang diminati Rp1,5 miliar ke bawah. Ini yang menjadi faktor meningkatnya penjualan properti di kuartal III sebesar 1,52 persen [menurut survei Bank Indonesia], walaupun sedikit peningkatannya," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (16/11/2020).
Menurut Totok, kenaikan penjualan rumah kelas menengah ini karena tak lepas dari dukungan pemerintah yang memberikan stimulus bagi kelompok masyarakat yang menjadi konsumen properti di segmen tersebut.
"Untuk meningkatkan penjualan rumah saat ini memang tergantung relaksasi dan regulasi untuk menarik minat konsumen dan tentu pengembang perlu melihat apa yang tengah tren diminati masyarakat," tuturnya.
Oleh karena itu, semua developer saat ini memilih membangun dan melaunching rumah dengan harga di bawah Rp1,5 miliar dan dengan konsep rumah yang memiliki ruang terbuka hijau. "Tren yang ada berada sekitar Rp500 juta sampai Rp1 miliar yang terbanyak sekitar 40 persenan.”
Selain itu, para pengembang juga mengubah design rumah saat ini di mana arsitekturnya memiliki aliran udara yang sehat dan layout yang sesuai kenginan pasar. "Itu yang diminati saat ini, design rumahnya punya aliran udara yang sehat, terlebih berkegiatan lebih banyak di rumah," kata Totok.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda memprediksi pasar segmen menengah atas mulai dari Rp500 juta tetap mempunyai daya beli, bahkan menjadi penyelamat pasar perumahan.
Oleh karena itu, diperlukan stimulus pemerintah untuk menjaga pasar perumahan khususnya terkait perpanjakan harus difokuskan pada golongan masyarakat uang membeli rumah mulai dari Rp500 juta ke atas.
"Saat ini daya beli masyarakat masih bagus, itu terbukti dari simpanan masyarakat di perbankan naik selama pandemi. Tinggal bagaimana membuat masyarakat tak hanya menabung, tetapi berinvestasi di properti agar perekonomian bergerak," kata Ali.