Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian akan meningkatkan investasi di industri makanan dan minuman hingga akhir 2020, sesuai yang tercantum dalam rencana kementerian 2020-2023.
Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Supriyadi mengatakan investasi di industri makanan dan minuman (mamin) telah mencapai Rp40,5 triliun. Angka tersebut merupakan 20 persen dari total investasi ke industri pengolahan, yang senilai Rp201,8 triliun.
"Pemerintah juga telah menetapkan beberapa sektor industri prioritas yang akan dikembangkan dan tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN), di mana industri pangan termasuk dalam salah satu industri andalan yang diprioritaskan pengembangannya," paparnya kepada Bisnis, Jumat (13/11/2020).
Supriadi menuturkan salah satu fokus pengembangan yang akan dilakukan pada 2021, adalah ketersediaan bahan baku. Menurutnya, ketersediaan bahan baku di industri mamin belum mencukupi dari sisi jumlah, kualitas, maupun kontuinitas.
Ketersediaan bahan baku menjadi penting mengingat bahan baku menjadi salah satu pertimbangan para investor. Selain itu, ketersediaan pasar dan fasilitas fiskal juga menjadi pendorong penanaman modal oleh para investor.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim menyebutkan investasi sektor agro tersebut dibagi dalam tiga industri. Pertama, industri makanan, hasil laut, dan perikanan yang akan meliputi gula, tepung, pakan, penggilingan jagung, serta biskuit.
"Untuk industri makanan ini total akan ada 9 proyek dengan investasi senilai Rp19,94 triliun," ujarnya kepada Bisnis.
Kedua, industri minuman, hasil tembakau, dan bahan penyegar yang meliputi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), susu dan olahan susu, minuman ringan, serta produk cokelat. Total akan ada 7 proyek dengan investasi senilai Rp2,66 triliun.
Ketiga, industri hasil hutan dan perkebunan yang meliputi refinery dan fraksinasi sawit, biodiesel, minyak sawit, pulp, dan kertas. Total, ada ada 10 proyek dengan investasi senilai lebih dari Rp10 triliun.
Berbagai investasi tersebut diharapkan dapat mengungkit kinerja industri agro. Apalagi, industri-industri ini terkait dengan kebutuhan utama masyarakat yang juga cukup tertekan dalam selama pandemi.
Sebelumnya, Kemenperin memproyeksi industri mamin mampu tumbuh hingga 9 persen pada akhir 2020 atau lebih tinggi dari realisasi 2019, yang sebesar 7,9 persen. Namun, angka tersebut terpaksa diturunkan karena pandemi Covid-19.
"Sampai akhir tahun mungkin sekitar 3 persen. Karena beberapa kali kunjungan ke pabrikan, industri mamin sudah rebound pada Juni 2020. Melihat itu, mudah-mudahan tumbuh 3 persen, mungkin tidak 4 persen," kata Rochim.
Dorong Sektor Prioritas, Kemenperin Tingkatkan Investasi di Industri Mamin
Saat ini, investasi di industri makanan dan minuman telah mencapai Rp40,5 triliun atau 20 persen dari total investasi ke industri pengolahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Andi M. Arief
Editor : Annisa Margrit
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
16 detik yang lalu
Indonesian Market Suffers Whiplash from US Tariffs, Rupiah Crash

25 menit yang lalu
Ramalan Kinerja Kuartal I/2025 Bank Konglomerat BBCA
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

29 detik yang lalu
KAI Jual 846.000 Tiket Selama Libur Panjang Paskah

50 menit yang lalu
Kemendag Buka Suara soal Tekstil-Garmen RI Kena Tarif Trump 32%
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
