Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu Industri Agro, Menperin Ingin Investasi Proyek Rp30 Triliun Terealisasi

Kementerian Perindustrian mendorong realisasi 25 proyek baru pada sektor makanan dan minuman (mamin) dengan nilai investasi Rp30 triliun. Investasi tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah mencapai target pengembangan industri mamin saat ini.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengunjungi Pabrik Gula PAG Bombana di Desa Watu-watu, Lantari Jaya, Bombana, Sulawesi Tenggara, Rabu (26/8/2020). /Kemenperin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengunjungi Pabrik Gula PAG Bombana di Desa Watu-watu, Lantari Jaya, Bombana, Sulawesi Tenggara, Rabu (26/8/2020). /Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian mendorong realisasi 25 proyek baru pada sektor makanan dan minuman (mamin) dengan nilai investasi Rp30 triliun. Investasi tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah mencapai target pengembangan industri mamin saat ini.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan saat ini industri mamin akan terus dipacu penambahan produksinya. Tak hanya itu pada tiga tahun ke depan atau 2020-2022 sektor industri agro akan didorong penurunan impornya.

"Impor yang diharapkan turun yakni industri pengolahan susu, industri pengolahan buah, industri gula berbasis tebu, dan industri kertas sebesar 20,54 persen atau senilai Rp32,8 miliar," katanya melalui siaran pers, Selasa (10/11/2020).

Selain itu, upaya yang dipacu adalah penambahan produksi untuk keempat jenis produksi tersebut sebesar Rp120 miliar atau naik 35,29 persen dibandingkan dengan capaian pada 2019.

Adapun sepanjang kuartal III/2020, sumbangsih industri agro masih signifikan terhadap PDB sektor pengolahan nonmigas atau mencapai 52,94 persen.

Di tengah pertumbuhan industri nonmigas yang berkontraksi 4,20%, industri makanan dan minuman tetap tumbuh meski tipis atau hanya sebesar 0,66 persen. Untuk itu, Kemenperin bertekat mengupayakan peningkatan kinerjanya.

Agus menyebutkan subsektor industri agro yang memberikan kontribusi besar pada PDB sektor pengolahan nonmigas pada kuartal III/2020, yakni industri makanan dan minuman dengan sumbangsih mencapai 39,51%. Selanjutnya, industri pengolahan tembakau (4,8%), industri kertas dan barang dari kertas (4,22%), serta industri kayu, barang dari kayu, rotan dan furnitur (2,84%).

Adapun pada Januari-Agustus 2020, total nilai ekspor industri agro menembus US$29,27 miliar atau berkontribusi 35,36 persen pada ekspor sektor manufaktur sebesar US$82,76 miliar.

“Dari realisasi nilai investasi PMA dan PMDN di sektor industri pengolahan nonmigas yang mencapai Rp201,9 triliun pada Januari-September 2020, kontribusi industri agro sebesar Rp91,9 triliun. Ini salah satu bukti bahwa industri agro masih bergeliat di tanah air,” kata Agus

PROSPEKTIF

Agus menambahkan pengembangan industri agro di Indonesia cukup prospektif. Potensi ini antara lain karena didukung pasar domestik yang besar, sumber daya pertanian yang berlimpah sebagai sumber bahan baku industri agro, perubahan pola konsumsi yang cenderung beralih ke makanan kemasan modern, serta munculnya pemain-pemain industri agro nasional yang sudah mampu bersaing di tingkat global.

“Dengan adanya peluang tersebut, kebijakan pemerintah dalam pembangunan industri agro adalah menjadikan Indonesia menjadi pemain terkemuka di pasar regional dengan strategi utama melalui peningkatan ekspor produk industri agro serta mengurangi ketergantungan impor bahan baku, bahan penolong, dan barang modal,” tandasnya.

Adapun langkah-langkah strategis dalam upaya peningkatan ekspor di sektor industri agro, di antaranya adalah penguatan kemampuan industri agro secara menyeluruh dengan fokus pada perbaikan sektor hulu pertanian. Berikutnya, penerapan sektor pertanian dan industri agro dengan teknologi industri 4.0.

“Meningkatkan efisiensi value-chain dengan membangun jaringan cold-chain yang lebih baik, serta peningkatan produksi industri agro modern dengan inovasi produk didukung dengan insentif super deduction tax untuk research and development (R&D),” tutur Agus.

Di samping itu, juga dilakukan upaya untuk memperkuat daya saing produk industri agro dari segi kualitas, harga, dan kemampuan delivery dalam rangka memenuhi pasar Asean dan global, serta meningkatkan kemampuan SDM, teknis dan teknologi industri agro guna memperkuat kemampuan produksi nasional di pasar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper