Bisnis.com, JAKARTA –PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA), induk usaha jasa logistik end to end Anteraja dan Titipaja mencari pendanaan lewat mekanisme rights issue hingga Rp450 miliar untuk mengembangkan sektor tersebut.
Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunarjanto menyampaikan jumlah dana yang akan diterima perusahaan dari aksi korporasi tersebut adalah sebesar Rp450 miliar.
Adapun, lebih dari separuhnya akan digunakan untuk pengembangan anak usaha, diantaranya akan digunakan untuk pengembangan usaha anak perseroan seperti PT Tri Adi Bersama (Anteraja) dan PT Adi Sarana Logistik (Titipaja) untuk melengkapi transformasi bisnis ASSA.
Dia menyampaikan hingga Semester I/2020, perusahaan dapat mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 29,58 persen atau senilai Rp1,4 triliun. Capaian ini naik dibandingkan pada periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu senilai Rp1,08 triliun.
“Kami akan mengembangkan inisiatif end-to-end logistic melalui Anteraja dan Titipaja [e- fullfilment] untuk melengkapi transformasi bisnis ASSA,"jelasnya, Kamis (12/11/2020).
Perusahaan yang bergerak di bisnis mobilitas transportasi logistik dan penunjangnya berencana menerbitkan Obligasi Konversi (convertible bond) melalui Rights Issue atau Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).
Baca Juga
ASSA akan menawarkan sebanyak 600 juta Obligasi Konversi bersifat zero coupon yang bisa ditukar dengan saham baru setelah 7 tahun sesuai dengan prospektus yang diterbitkan.
Setiap pemegang 453 saham lama ASSA yang tercatat pada 7 Januari 2020 berhak memperoleh 80 HMETD saham baru, dimana setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu Obligasi konversi pada harga pelaksanaan yaitu Rp750,- per saham.
Nantinya, jumlah dana yang akan diterima ASSA dari aksi korporasi ini adalah sebesar Rp450 miliar akan digunakan untuk pelunasan pinjaman bank, serta untuk pengembangan usaha anak perseroan.
Adapun untuk penukaran dari Obligasi Konversi menjadi saham dapat dilakukan sejak tanggal Emisi hingga sebelum tanggal jatuh tempo Obligasi Konversi yaitu 7 tahun kemudian pada tanggal 20 Januari 2028.
Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya, maka kepemilikan sahamnya akan terdilusi maksimal sebesar 15,01 persen setelah periode PMHMETD.
Dalam hal ini IFC (International Finance Corporation) akan bertindak sebagai pembeli siaga yang akan mengambil bagian atas Obligasi Konversi yang tidak diambil oleh para pemegang saham Perseroan dalam pelaksanaan PMHMETD ini.
IFC yang telah melakukan due diligence selama 1 tahun terhadap ASSA merupakan lembaga keuangan internasional yang menawarkan layanan investasi, penasehat, dan manajemen aset untuk mendorong pembangunan sektor swasta di negara-negara berkembang.