Bisnis.com, JAKARTA – Sriwijaya Air mencatat masih terdapat lima rute terpadat yang menjadi andalan perusahaan dalam upaya perbaikan kinerja hingga sepanjang Oktober 2020.
Tim Corporate Communication Sriwijaya Air mengatakan telah melakukan evaluasi dan mendapati sebanyak lima rute terpadat yang mampu memberikan kinerja positif bagi perusahaan hingga per Oktober 2020. Lima rute tersebut diantaranya Surabaya- Makassar (SUB – UPG), Pontianak PNK – CGK, Makassar – Jakarta (UPG – CGK), Jakarta – Pontianak (CGK – PNK), serta Makassar – Surabaya (UPG – SUB).
Manajemen juga menyebutkan pada periode Oktober 2020 hanya melayani sebanyak 69 penerbangan atau turun sebanyak 43 penerbangan dibandingkan dengan Oktober tahun lalu yang mampu mencapai 112 rute penerbangan.
“Berdasarkan data tersebut, Sejauh ini, sejumlah strategi yang disusun akan dilakukan sejalan dengan evaluasi rutin sambil terus memperhatikan perkembangan industri penerbangan nasional,” jelas Tim Corporate Communication Sriwijaya Air, Rabu (11/11/2020).
Pertumbuhan pergerakan jumlah penumpang pesawat pada akhir tahun ini memang dapat mengalami lonjakan sejalan dengan dimulainya musim libur natal dan tahun baru tetapi juga dibayangi penurunan kembali sebagai imbas gejolak politik akibat Pilkada selama pandemi covid-19.
Sementara, pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Seoedjatman menyampaikan dampak pilkada dapat memberikan efek positif bagi maskapai dengan banyaknya aktivitas perjalanan dan kampanye tetapi dalam kondisi pandemi efek Pilkada bisa berkontribusi secara negatif bagi penurunan jumlah penumpang.
Baca Juga
Gerry juga berpendapat pada akhir tahun ini masih sulit bagi maskapai untuk mencapai jumlah pertumbuhan penumpang hingga lebih dari separuh pergerakan pada periode normal. Menurut estimasinya pada November ini pertumbuhan penumpang mencapai 10 persen dibandingkan dengan pada Oktober 2020.
Selanjutnya pada Desember 2020 mencapai 20 persen dibandingkan dengan pada November 2020. Namun, secara akumulasi hingga akhir tahun angka pertumbuhan ini baru mencapai sebesar 44 persen dibandingkan dengan periode sebelum pandemi covid pada 2019.
“Maret tahun depan mesti dapet 70 persen dari posisi Maret 2019. Ini belum termasuk perhitungan dampak Pilkada. Dampak pilkada Bisa turun bisa naik. Biasanya naik cuma dengan begini sih, bisa nurunin malahan,” jelasnya.
Alhasil apabila target sebesar 70 persen tersebut tidak mampu dicapai, maskapai dapat mengalami resiko gulung tikar.